OLEH: Khoeri Abdul Muid
Apa yang menyebabkan kekalahan Kamala Harris dalam Pemilu Presiden 2024?
Meskipun berbagai faktor dapat dijadikan alasan, dua isu utama yang muncul dalam analisis Profesor Hikmahanto Juwana adalah ketidakpuasan pemilih terhadap pemerintahan Joe Biden dan ketidaktegasan Kamala Harris terhadap isu-isu luar negeri, khususnya terkait Israel.
Fenomena ini tidak hanya mencerminkan dinamika politik saat ini, tetapi juga mengungkapkan ketegangan mendalam dalam kehidupan berpolitik, pemerintahan, dan hubungan internasional.
Perspektif Politik
Dalam politik, pemilu sering kali bukan hanya soal siapa yang menawarkan platform terbaik, tetapi juga soal siapa yang mampu mengatasi ketidakpuasan publik terhadap status quo.
Seperti yang diungkapkan oleh Profesor Hikmahanto, salah satu faktor utama kekalahan Kamala Harris adalah ketidakpuasan pemilih swing voter yang merasa tidak mendapatkan hasil yang mereka harapkan selama pemerintahan Biden.
Ini merupakan bentuk ketidakpuasan yang dikenal dalam teori politik sebagai alienation, di mana pemilih tidak merasa terwakili atau didengarkan oleh pemerintah yang ada. Ketidakpuasan ini membuka celah bagi lawan politik, seperti Donald Trump, yang berupaya menggiring pemilih yang kecewa dengan kebijakan dalam negeri yang dianggap stagnan.
Konsep realpolitik yang diperkenalkan oleh Carl Schmitt menjelaskan bahwa dalam politik, pragmatisme seringkali lebih menentukan daripada nilai-nilai idealis.
Bagi banyak pemilih, Trump menawarkan solusi yang lebih tegas dibandingkan dengan pendekatan Biden yang cenderung lamban dalam merespons berbagai masalah.