OLEH: Khoeri Abdul Muid
Pendidikan Indonesia dihadapkan pada dilema antara kemajuan teknologi dan kebutuhan akan kualitas pembelajaran yang lebih mendalam.
Platform PMM (Merdeka Mengajar), meskipun dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru, sering kali menemui kendala dalam implementasinya.
Banyak guru yang lebih fokus pada penyelesaian pelatihan demi sertifikat, tanpa benar-benar terlibat dengan materi. Fenomena ini menggambarkan adanya ketidaksesuaian antara tujuan PMM yang ingin memajukan pendidikan dengan kenyataan di lapangan.
Data dan Fenomena
Penelitian oleh Sukmadinata (2016) mengungkapkan bahwa pelatihan mandiri sering kali tidak memadai dalam mengubah praktik pengajaran jika tidak ada evaluasi dan umpan balik yang kontinu.
Di PMM, banyak guru yang hanya mengikuti pelatihan untuk mendapatkan sertifikat tanpa mengubah cara mereka mengajar.
Mereka cenderung mencari solusi instan, seperti skip materi, mengunduh kunci jawaban atau hanya mengedit template aksi nyata tanpa benar-benar memahami materi yang diajarkan.
Fenomena ini menunjukkan adanya kesenjangan antara tujuan platform dan praktik yang terjadi di lapangan.
Dasar Teori Pendidikan