Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Persimpangan Ilmu dan Bijaksana

6 November 2024   07:45 Diperbarui: 6 November 2024   07:46 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. fb tiwi widiarti.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

"Apakah kau benar-benar percaya bahwa hidup ini hanya soal data dan fakta semata?" tanya Pak Budi, sambil memandangi langit senja yang mulai jingga di antara pepohonan taman kota.

Pak Andi, yang duduk bersandar di sampingnya, tersenyum kecil lalu mengangguk pelan. "Tentu saja, Budi. Tanpa fakta dan data, hidup ini hanya akan menjadi kumpulan asumsi dan kesalahpahaman."

Pak Budi mengangguk, tapi tatapannya tetap pada matahari yang mulai tenggelam. "Kau selalu begitu, Andi. Setiap hal kau lihat dari sudut ilmu pengetahuan. Namun, pernahkah kau berpikir bahwa ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan oleh data?"

Pak Andi menatap sahabatnya dengan penasaran, menunggu penjelasan lebih lanjut.

Pak Budi melanjutkan dengan suara lembut, "Bayangkan ini, Andi. Jika hidup hanyalah rangkaian fakta, mengapa banyak orang yang merasa tak bahagia, meski mereka memiliki pengetahuan? Apa yang sebenarnya kita cari dalam hidup, jika bukan kedamaian dan kebijaksanaan?"

Pak Andi terkekeh pelan, sedikit skeptis. "Jadi menurutmu, kebijaksanaan adalah jawabannya? Tapi bagaimana kau mengukur kebijaksanaan, Budi? Bukankah itu sangat subjektif, terlalu kabur untuk dijadikan pedoman hidup?"

Pak Budi tersenyum. "Kebijaksanaan memang bukan sesuatu yang bisa diukur. Ia seperti angin. Kau tak bisa melihatnya, tapi kau merasakannya. Kebijaksanaan memberi kita pandangan yang lebih luas, bukan sekadar jawaban pasti. Ia membimbing kita, Andi, bahkan ketika ilmu pengetahuan tak mampu menjawab."

Pak Andi diam, sejenak tertegun mendengar kata-kata sahabatnya yang penuh makna. Ia menunduk, lalu menghela napas panjang. "Kau benar, Budi. Tapi bukankah ilmu pengetahuan yang memberi kita dasar dalam membuat keputusan? Lihat saja kemajuan teknologi, obat-obatan, transportasi. Semua itu nyata dan berguna, bukan sekadar pemikiran abstrak."

Pak Budi menanggapi dengan tenang, "Aku tidak meremehkan pengetahuan, Andi. Tapi lihatlah betapa seringnya ilmu pengetahuan disalahgunakan. Lihat dampaknya pada lingkungan kita, pada masyarakat. Ketika pengetahuan digunakan tanpa kebijaksanaan, hasilnya adalah kehancuran."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun