OLEH: Khoeri Abdul Muid
Apakah retreat kabinet di Akademi Militer (Akmil) yang digelar Presiden Prabowo Subianto mampu membangun identitas kepemimpinan baru?
Dipilihnya lokasi militer untuk pertemuan ini memunculkan spekulasi bahwa Prabowo sedang berupaya menciptakan perbedaan dari gaya pemerintahan Presiden Jokowi.
Lebih dari sekadar lokasi, Akmil merepresentasikan simbol disiplin dan ketegasan, nilai-nilai yang selama ini erat dengan sosok Prabowo sebagai mantan Pangkostrad. Dengan menekankan disiplin dan strategi jangka panjang, Prabowo mengisyaratkan bahwa pemerintahannya akan berjalan dengan gaya yang terstruktur, berbeda dari pendekatan blusukan ala Jokowi.
Akmil sebagai Simbol: Apakah Lebih dari Sekadar Tempat?
Simbolisme Akmil mencerminkan kepemimpinan tegas yang ingin Prabowo tunjukkan ke publik. Berdasarkan teori simbolisme dari Emile Durkheim, simbol-simbol yang dipilih pemimpin berperan penting dalam membangun identitas kolektif dan memperkuat kohesi.
Dengan Akmil sebagai tempat retreat, Prabowo ingin menegaskan bahwa pemerintahannya berkomitmen pada prinsip-prinsip kepemimpinan militer yang kuat dan disiplin. Menonjolkan sisi tegas dan strategis sebagai karakteristiknya sendiri, Prabowo juga memberi pesan bahwa ia akan membawa gaya yang berbeda, tidak lagi berkutat pada pendekatan informal yang identik dengan Jokowi.
Mampukah Prabowo Menyelaraskan Warisan dan Inovasi?
Bagaimana Prabowo menciptakan identitas kepemimpinan baru tanpa mengabaikan keberhasilan pemerintahan Jokowi?
Prabowo menghadapi tantangan untuk menjaga kesinambungan pembangunan yang sudah dicapai tanpa terlihat hanya menjadi perpanjangan pemerintahan sebelumnya. Dalam konteks ini, Prabowo menerapkan pendekatan transformational leadership, yakni mempertahankan aspek positif dari warisan Jokowi, terutama pada sektor ekonomi dan infrastruktur, sambil memperkenalkan inovasi yang membawa perubahan nyata.
Data menunjukkan bahwa banyak publik yang mendukung kesinambungan ini; survei LSI menemukan bahwa 63% masyarakat mendukung kelanjutan pembangunan infrastruktur dan stabilitas ekonomi yang telah dirintis oleh pemerintahan sebelumnya.
Benarkah Dukungan Jokowi Menjadi Modal Utama Prabowo?
Apakah kemenangan Prabowo hanya karena dukungan Jokowi?
Terlepas dari dugaan tersebut, modal sosial dan reputasi pribadi Prabowo sebagai figur militer yang kuat masih berperan signifikan dalam kemenangan pemilihannya. Sebagai figur yang dikenal tegas dan disiplin, Prabowo telah lama memiliki basis pendukung yang loyal.
Tugas Prabowo saat ini adalah mengembangkan kepemimpinan yang solid dengan tim yang loyal dan kompeten untuk menjalankan visinya secara independen.
Data pemerintahan menunjukkan bahwa sembilan menteri yang berasal dari kabinet sebelumnya tetap dilibatkan untuk memastikan kesinambungan dan mempertahankan kestabilan pada bidang penting.
Seratus Hari Pertama: Akankah Janji Kampanye Terealisasi?
Seratus hari pertama pemerintahan akan menjadi ujian penting bagi Prabowo untuk membuktikan komitmennya pada visi dan janji kampanye. Seperti yang diteorikan Greenstein, seratus hari awal pemerintahan adalah periode kritis bagi pemimpin baru untuk menunjukkan keseriusan dalam memenuhi janji kepada publik.
Prabowo memiliki kesempatan untuk memanfaatkan momentum dari retreat di Akmil ini untuk memetakan kebijakan prioritas yang siap dijalankan dalam waktu dekat. Dalam bidang ekonomi, misalnya, pemerintahan Prabowo diharapkan untuk melanjutkan keberhasilan Jokowi dengan memperkenalkan langkah-langkah inovatif yang berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.
Menjawab Harapan Publik: Apakah Pemerintahan Baru Dapat Memenuhi Ekspektasi?
Apakah Prabowo mampu keluar dari bayang-bayang Jokowi dan membawa perubahan nyata? Berdasarkan model Expectation-Confirmation Theory, kepuasan publik akan tercapai jika harapan terhadap pemerintahan baru dapat terkonfirmasi oleh kinerja yang nyata.
Survei Populi Center menunjukkan bahwa masyarakat berharap Prabowo dapat mempertahankan aspek-aspek positif dari pemerintahan sebelumnya, namun dengan inovasi yang lebih kuat dan kebijakan yang lebih pro-rakyat. Kebijakan yang mendukung kesejahteraan rakyat, terutama di sektor ekonomi dan layanan publik, akan menjadi pembeda yang penting bagi Prabowo dalam memenuhi harapan masyarakat.
Kesimpulan
Melalui retreat kabinet di Akmil, Prabowo telah mengirimkan pesan simbolis yang kuat mengenai arah kepemimpinannya yang tegas dan berorientasi pada strategi jangka panjang. Namun, untuk benar-benar menunjukkan perbedaan dari pemerintahan sebelumnya,
Prabowo membutuhkan langkah nyata dalam kebijakan yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Kesuksesan seratus hari pertama akan menjadi penentu apakah simbolisme Akmil ini dapat diterjemahkan menjadi kepemimpinan yang mandiri dan memenuhi ekspektasi masyarakat, sehingga pemerintahannya bukan hanya sekadar kelanjutan, tetapi juga inovasi dalam pemerintahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H