Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Racikan Kopi yang Mematikan, Siapa yang Sebenarnya Salah?

22 Oktober 2024   18:01 Diperbarui: 22 Oktober 2024   18:06 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

"Kenapa kopinya terasa berbeda kali ini?"

Pertanyaan itu terus berputar di kepala Raka. Dia menatap secangkir kopi di depannya---kopi yang biasa dia racik dengan teliti, menggunakan biji arabika terbaik dari Guatemala. Namun kali ini, ada sesuatu yang salah. Pahitnya menusuk, aroma yang seharusnya lembut kini terasa mengganggu.

Kafe kecil Raka terkenal di lingkungannya. Setiap racikan kopinya selalu dinantikan para pelanggan. Namun sejak kemunculan Rian, seorang barista baru yang direkrutnya, segala sesuatu mulai berubah. Rian memiliki gaya penyeduhan berbeda---lebih modern, penuh inovasi, dan sering kali membuat Raka merasa terpinggirkan di kafenya sendiri. Rian membawa teknik cold brew dan kopi mocktail yang membuat pelanggan berbondong-bondong datang, tapi Raka merasa rasa otentik yang dia junjung mulai memudar.

"Raka, coba deh pakai susu almond ini, dijamin lebih ringan," kata Rian suatu hari.

"Tidak. Susu full cream tetap yang terbaik untuk kopi saya," balas Raka dengan tegas. Ketegangan antara keduanya terus memburuk, terlebih saat Rian mulai bermain dengan berbagai jenis pemanis seperti stevia dan gula aren. Baginya, semua itu hanyalah trik murahan.

Malam itu, Raka memutuskan untuk membuat eksperimen terakhir. Dia menambah suhu air saat menyeduh kopinya. "Ini pasti bisa memperbaiki rasa pahit yang aneh ini," pikirnya. Namun, bukannya berhasil, kopi itu menjadi lebih buruk---rasanya hangus, seperti amarah yang terpendam di dadanya.

"Ada yang salah dengan cara Rian mengurus kafe ini," gumam Raka sambil memandang bayangan dirinya di cermin. Tapi di balik semua itu, dia mulai bertanya-tanya---benarkah hanya Rian yang salah?

Esok harinya, sebuah insiden terjadi. Salah seorang pelanggan setia tiba-tiba pingsan setelah meminum kopi racikan terbaru Raka. Seluruh kafe gempar. Media pun datang, membuat berita besar. Semua menuding racikan kopi Raka yang menyebabkan kejadian itu.

Di tengah kekacauan, Rian melangkah maju. "Kita harus bertanggung jawab. Tapi, Raka, aku punya perasaan ini bukan murni kesalahanmu. Ada yang tak beres dengan biji kopi yang kita dapat minggu ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun