Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bisakah Negara Dikelola dengan Bijaksana? Refleksi atas Lima Arahan Penting Prabowo

16 Oktober 2024   20:33 Diperbarui: 16 Oktober 2024   20:35 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Bagaimana sebuah negara dapat dikelola dengan kebijaksanaan dan efektivitas di tengah kompleksitas tantangan? Dalam pengarahan yang disampaikan Prabowo Subianto kepada para calon menterinya, lima poin penting membuka wacana tentang manajemen publik, filsafat etika, politik yang terkoordinasi, dan teori pembangunan yang berkelanjutan.

Pertama, dari perspektif manajemen, pengelolaan APBN untuk kemaslahatan rakyat menegaskan pentingnya efisiensi dan transparansi. Prabowo meminta para menteri mengalokasikan anggaran secara tepat untuk rakyat, menggarisbawahi tanggung jawab mereka sebagai manajer profesional, bukan hanya politisi.

Dari segi filsafat, seruannya agar APBN tidak dimanfaatkan demi kepentingan pribadi menunjukkan komitmen pada etika pelayanan publik. Di sini, kita melihat prinsip Kantianisme, bahwa pejabat publik harus bertindak berdasarkan kepentingan bersama, selaras dengan pandangan Aristotelian tentang politik untuk kebaikan kolektif.

Pada ranah politik, Prabowo menekankan sinergi antar lembaga, mencerminkan visinya untuk menghindari konflik birokrasi yang menghambat reformasi. Teori birokrasi Max Weber mendukung pentingnya struktur yang rasional dan koordinasi yang efektif dalam menciptakan pemerintahan yang efisien.

Selanjutnya, dalam perspektif pembangunan berkelanjutan, kemandirian pangan, energi, dan air menjadi isu strategis yang diangkat Prabowo. Ini merupakan langkah vital dalam menghadapi tantangan global, dan mencerminkan pemikiran bahwa ketahanan sumber daya merupakan dasar pembangunan bangsa yang kuat.

Akhirnya, arahan ini mengajak kita merenungkan harmoni antara idealisme dan realisme politik. Prabowo menggabungkan visi kesejahteraan rakyat, keadilan, dan kemandirian bangsa dengan kebutuhan untuk mengelola negara secara pragmatis. Dalam hal ini, kita melihat refleksi dari pemikiran Plato tentang "raja filsuf" --- seorang pemimpin bijaksana yang mampu menggabungkan nilai-nilai moral dengan tindakan nyata.

Dengan lima arahan ini, Prabowo menyampaikan lebih dari sekadar pedoman teknis; ini adalah panggilan untuk berpikir besar, bertindak dengan integritas, dan mengelola negara dengan kebijaksanaan sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun