Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Horor

Penghuni Kegelapan, Kematian Lia di Klub Tamasya

13 Oktober 2024   01:59 Diperbarui: 13 Oktober 2024   02:02 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Di jantung kota Tamasya, di mana cahaya neon berkilauan memantulkan kegembiraan, berdiri sebuah klub malam yang legendaris---Klub Tamasya. Setiap akhir pekan, tempat ini dipenuhi oleh riuhnya musik, dentingan gelas, dan tawa yang menggema. Namun, di balik kegemerlapan itu, tersembunyi kisah kelam yang hanya berani dibisikkan oleh mereka yang terjebak dalam kegelapan.

Malam itu, Lia, seorang remaja berusia 17 tahun, memasuki klub bersama dua temannya, Raka dan Sari. Dengan semangat muda, mereka mencari pelarian dari realitas, larut dalam suasana yang mencekam dan menggoda. Minuman keras beredar, membangkitkan tawa dan kebahagiaan yang sesaat. Namun, malam itu, ada sesuatu yang berbeda---sesuatu yang akan mengubah takdir mereka selamanya.

Di tengah kebisingan yang menggila, seorang wanita misterius muncul. Penampilannya membuat bulu kuduk merinding---rambut hitam panjang menjuntai, kulit seputih pualam, dan mata hitam legam yang seolah mampu menembus jiwa. Tanpa sepatah kata pun, dia mendekati meja mereka. Tatapannya yang tajam membuat udara di sekitar terasa lebih dingin. Meskipun mereka tak mengenalnya, kehadirannya terasa sangat akrab, seperti mimpi buruk yang tidak pernah berakhir.

"Aku ikut minum," suaranya pelan, namun menggema di tengah musik yang menggulung. Lia, yang sudah setengah mabuk, tertawa dan menyodorkan gelasnya. Wanita itu tersenyum, tetapi senyumnya dingin---sebuah senyuman yang membangkitkan ketakutan.

Tak lama setelah itu, hal-hal aneh mulai terjadi. Lia, yang awalnya ceria, mendadak gelisah. Napasnya menjadi berat, matanya berkeliling dengan cemas, seolah-olah ada sesuatu yang tak kasat mata mengintai.

"Raka... Sari... kalian lihat itu?" gumamnya dengan suara bergetar, namun Raka dan Sari hanya menatap bingung. "Apa, Li? Nggak ada apa-apa," jawab Raka, tetapi perasaan aneh mulai menyelimuti mereka, membuat ruangan yang sebelumnya ramai kini terasa terperangkap dalam hening yang mencekam.

Lia memegangi kepalanya, tampak seperti merasakan sakit yang luar biasa. Tubuhnya bergetar hebat, keringat dingin bercucuran. "Aku nggak bisa... napas...," kata Lia terengah-engah, wajahnya pucat seputih kertas. Tiba-tiba, busa putih mengalir keluar dari mulutnya, membuat Sari menjerit penuh ketakutan.

Raka berusaha membantu, tetapi Lia sudah terjatuh, tubuhnya kejang-kejang. Saat mata Lia terbelalak, mengerikan sekali bahwa saat ia memandang langit-langit, pupilnya lenyap, hanya menyisakan putih---seakan jiwanya sedang berjuang untuk keluar.

Suasana klub yang semula ramai mendadak sunyi, seolah semua suara menghilang. Pengunjung terdiam, seakan terjebak dalam waktu, sementara di sudut ruangan, wanita misterius itu berdiri diam, menatap dengan mata yang dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun