Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prediksi Kabinet Prabowo, Kader PDIP Masuk?

11 Oktober 2024   22:34 Diperbarui: 11 Oktober 2024   22:39 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Spekulasi mengenai susunan kabinet Prabowo Subianto semakin berkembang, terutama setelah pernyataan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, yang mengindikasikan kemungkinan adanya kader PDIP dalam pemerintahan mendatang. Isu ini bukan hanya menarik dari perspektif politik praktis, tetapi juga dapat dianalisis menggunakan beberapa teori politik yang relevan, seperti power-sharing, government coalition theory, dan political stability theory.

Keterlibatan PDIP dalam Kabinet Prabowo: Analisis Power-Sharing

Teori power-sharing menyatakan bahwa dalam sistem demokrasi yang plural, kekuatan politik cenderung dibagi di antara berbagai kelompok untuk mencegah dominasi satu pihak dan mengurangi potensi konflik. Prabowo, jika benar melibatkan PDIP dalam kabinetnya, dapat dilihat berupaya menerapkan prinsip ini. Sebagai pemenang Pemilu 2019, PDIP memiliki basis massa yang signifikan, sehingga merangkulnya ke dalam kabinet Prabowo bukan hanya langkah strategis, tetapi juga upaya memperkuat legitimasi politik.

Menurut Lijphart (1999), power-sharing dalam demokrasi konsosiasional biasanya diterapkan untuk menjaga stabilitas politik di negara dengan berbagai kelompok politik atau etnis yang kuat. Dalam konteks Indonesia, koalisi dengan PDIP bisa menjadi sarana Prabowo untuk menghindari fragmentasi politik dan memastikan dukungan dari kelompok yang lebih luas, termasuk simpatisan PDIP yang mendukung pemerintahan Jokowi selama dua periode terakhir.

Teori Koalisi Pemerintahan: Government Coalition Theory

Dalam membentuk kabinet, teori koalisi pemerintahan (Riker, 1962) menjadi sangat relevan. Riker menyatakan bahwa partai-partai politik membentuk koalisi untuk memaksimalkan keuntungan dan kekuatan politik. Pemerintahan yang stabil cenderung terbentuk dari koalisi besar, yang mencakup berbagai partai dengan kepentingan yang beragam, demi mengamankan dukungan mayoritas di parlemen.

Dalam konteks ini, keterlibatan PDIP dalam kabinet Prabowo dapat dilihat sebagai langkah untuk membentuk "koalisi besar" yang mampu mempertahankan stabilitas politik dan memastikan kelancaran implementasi kebijakan pemerintah. Prabowo tampaknya menyadari bahwa pemerintahan minoritas akan sulit bertahan, sehingga upaya menggandeng PDIP menjadi bagian dari strategi koalisi untuk memperkuat posisinya di parlemen dan menjaga kontinuitas kebijakan pemerintahan sebelumnya.

Selain itu, Niskanen (1994) dalam Bureaucracy and Representative Government juga menjelaskan bahwa dengan melibatkan partai yang kuat seperti PDIP dalam kabinet, Prabowo dapat mengurangi resistensi politik dan birokrasi dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya.

Kesinambungan Kebijakan: Political Stability Theory

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun