Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring] E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Api dalam Hutan

27 September 2024   22:03 Diperbarui: 27 September 2024   22:06 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Di sebuah desa yang dikelilingi hutan lebat milik Jaya, seorang pemuda tampan dan kaya, kehidupan di desa itu sangat bergantung pada sumber daya hutan tersebut. Jaya dikenal sebagai pemuda yang selalu memamerkan kekayaannya, mengenakan pakaian mahal, dan berkendara dengan kendaraan mewah. Teman-temannya mengagumi dan terkadang merasa iri padanya.

"Saya sudah bekerja keras untuk mencapai semua ini," katanya dengan bangga, tidak segan-segan merendahkan orang lain yang tidak seberuntung dirinya. "Kekayaan ini adalah hak saya, dan semua orang seharusnya mengagumiku!"

Suatu hari, Jaya memutuskan untuk mengadakan pesta besar di rumahnya. Ia mengundang seluruh penduduk desa dan menyiapkan makanan serta hiburan yang melimpah. Di tengah perayaan, seorang tua yang bijak datang. Ia adalah Pak Tua, orang yang dihormati di desa.

"Jaya, jangan biarkan kekayaanmu membuatmu lupa diri," Pak Tua berkata lembut. "Hidup ini bukan hanya tentang apa yang kau miliki, tetapi bagaimana kau memperlakukan orang lain dan lingkunganmu."

Jaya menanggapi dengan angkuh, "Apa yang kau tahu, Pak Tua? Hutan ini milikku. Semua yang ada di sini adalah hasil kerjaku. Apa peduliku jika sesuatu terjadi di sana?"

Pak Tua hanya menggelengkan kepala. "Ingat, Jaya. Satu batang pohon dapat menjadi jutaan batang korek api. Namun, satu batang korek api bisa menghanguskan jutaan batang pohon. Hati-hati dengan tindakanmu."

Jaya tertawa, menganggap nasihat itu tak berarti. "Hutan ini tidak akan terbakar, Pak. Aku sudah mengurusnya dengan baik."

Namun, beberapa hari kemudian, saat sedang memeriksa hutan miliknya, Jaya melihat api kecil yang menjalar akibat dari pembakaran lahan yang tidak terawasi. Tanpa berpikir panjang, ia mencoba memadamkannya. Sayangnya, api itu semakin membesar, melahap pohon-pohon yang ada di sekitarnya.

Ketika melihat api itu menyebar, Jaya mulai panik. "Tidak! Ini milikku! Jika hutan ini terbakar, aku akan kehilangan segalanya!" serunya.

Ia berlari ke desa meminta bantuan. Semua penduduk bergegas ke hutan, tetapi api sudah sangat besar. Jaya merasa sangat malu, melihat orang-orang yang selama ini ia anggap lebih rendah harus berjuang memadamkan api yang disebabkan oleh kesombongannya.

Bersama-sama, mereka berusaha memadamkan api dengan segala cara. Dalam momen itu, Jaya melihat betapa bersatunya penduduk desa. Mereka bekerja sama tanpa memikirkan status atau kekayaan. Sambil berjuang memadamkan api, salah satu temannya berkata, "Kita semua terhubung, Jaya. Hutan ini bukan hanya milikmu. Ini adalah sumber kehidupan bagi kita semua."

Setelah berjam-jam berjuang, akhirnya api dapat dipadamkan. Ketika semuanya tenang, Pak Tua mendekati Jaya. "Lihatlah, Jaya. Dalam sekejap, semua yang kau banggakan bisa hilang. Kehidupan ini adalah tentang saling menghargai dan menjaga lingkungan kita, bukan hanya tentang status atau kekayaan. Seperti yang aku katakan, 'Ingat, Jaya. Satu batang pohon dapat menjadi jutaan batang korek api. Namun, satu batang korek api bisa menghanguskan jutaan batang pohon. Hati-hati dengan tindakanmu.'"

Jaya tertegun, menyadari bahwa dia telah meremehkan orang lain dan mengabaikan kebijaksanaan. "Aku mengerti sekarang, Pak. Kesombonganku telah membawa kebakaran ini. Aku tidak hanya mengabaikan nasihatmu, tetapi juga tanggung jawabku terhadap orang lain dan alam."

Sejak saat itu, ia berubah. Ia mulai membantu orang-orang di desanya, mendengarkan nasihat Pak Tua, dan bersikap rendah hati. Dari pengalamannya, Jaya belajar bahwa kekayaan dan kekuatan bukanlah segalanya. Dalam hidup ini, penting untuk menghargai dan menghormati orang lain serta menjaga lingkungan, karena dalam persatuan, kita menemukan kekuatan sejati. Ia kini menjadi sosok yang dicintai dan dihormati, menginspirasi banyak orang dengan perubahan yang ia lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun