Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[cerpen] Visi Pendidikan di Tengah Persaingan Politik

21 September 2024   17:56 Diperbarui: 21 September 2024   17:57 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pemilu legislatif baru saja usai, dan hasilnya mulai terlihat melalui berbagai hitung cepat dari lembaga survei. Partai Kebangkitan Rakyat (PKR) tampil sebagai pemenang, disusul Partai Mandiri, dan Partai Persatuan di posisi ketiga. Meskipun hasil resmi belum diumumkan, arah persaingan menuju pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 15 Juli mendatang sudah mulai terbentuk. Ketiga partai tersebut telah menyiapkan calon presiden mereka masing-masing.

Rafael Santoso menjadi andalan PKR, Hana Wijaya diusung Partai Mandiri, dan Dylan Pratama dijagokan oleh Partai Persatuan. Meskipun ketiga calon ini belum secara resmi mendeklarasikan diri, mereka telah mulai menyiapkan strategi untuk menarik dukungan rakyat, terutama dalam hal visi dan misi mereka, termasuk di bidang pendidikan.

Di sebuah kafe kecil di sudut kota Metropolis, tiga sahabat lama yang kebetulan merupakan pendukung dari tiga partai berbeda sedang duduk bersama, membahas visi pendidikan dari calon presiden yang mereka dukung. Ada Arif, pendukung Rafael; Maya, pengagum Hana; dan Joni, pendukung setia Dylan.

"Nasib pendidikan di negara ini sangat bergantung pada siapa yang akan terpilih nanti," kata Arif membuka percakapan. "Rafael, seperti yang aku dengar, berencana untuk menyediakan pendidikan gratis hingga tingkat universitas untuk semua orang. Ini langkah yang sangat ambisius dan bisa meratakan akses pendidikan."

Maya mengangguk, namun dia tidak sepenuhnya setuju. "Tapi pendidikan tidak hanya soal biaya. Hana memiliki visi yang lebih mendalam, ingin meningkatkan kualitas pendidikan dengan fokus pada inovasi dan teknologi. Pendidikan gratis penting, tapi tanpa kualitas, itu hanya setengah jalan. Hana berencana untuk membentuk lembaga riset pendidikan yang akan fokus pada metode pengajaran dan kurikulum yang adaptif."

Joni tersenyum dan berkata, "Visi pendidikan Dylan memang berbeda. Bagi Dylan, pendidikan bukan hanya tentang sekolah, tetapi tentang membangun karakter dan ketahanan mental generasi muda. Dia percaya pada pendekatan holistik yang mencakup pendidikan formal, pelatihan keterampilan, dan pembinaan karakter. Dia ingin memastikan bahwa pendidikan kita mampu membentuk individu yang siap menghadapi tantangan global."

Ketiga sahabat itu terus berdiskusi, membandingkan visi dari para calon presiden yang mereka dukung. Mereka sepakat bahwa pendidikan adalah kunci untuk masa depan negara. Arif yakin dengan janji Rafael untuk pendidikan gratis. Maya percaya pada Hana yang fokus pada kualitas dan inovasi. Sementara Joni optimis bahwa Dylan akan membawa pendekatan holistik yang membangun karakter bangsa.

Meskipun memiliki pandangan yang berbeda, mereka sepakat bahwa siapapun yang terpilih nanti harus serius dalam menangani pendidikan. Mereka juga sadar bahwa visi saja tidak cukup; harus ada langkah nyata untuk mewujudkannya.

Di penghujung pertemuan, Maya berkata, "Yang penting, kita harus tetap kritis dan mengawasi implementasi dari visi mereka. Pendidikan bukan hanya tentang angka dan data, tetapi tentang masa depan generasi mendatang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun