Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Horor

Horor Pintu Gerbang Majapahit (Bagian Satu)

20 Mei 2024   02:15 Diperbarui: 20 Mei 2024   02:32 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi

SYAHDU! 

Di kaki gunung Muria sebelah tenggara yang indah nan permai itu ia berada. Di grumbul itu ia bersemayam. Tepatnya, ia di wilayah RT. 3 RW.1, dukuh Rendhole, desa Muktiharjo, kecamatan Margorejo, kabupaten Pati, provinsi Jawa Tengah. 

Ia berujud sebangun benda yang terbuat dari kayu jati. Ia berupa pintu ukir beserta kusennya (regol-Jw). Di dua daun pintunya terdapat relif wayang yang sepintas tampak elok tapi syahdu dengan kesan "misterius" bahkan terkesan horor. 

Benda "horor" ini disebut Pintu Gerbang Majapahit yang diyakini sebagian masyarakat setempat berkaitan dengan legenda terjadinya dukuh ia bermukim, yakni dukuh Rendhole itu.

Diskursus soal legenda dan Pintu Gerbang Majapahit itu panjang dan sudah lama terjadi. Mulai dari penyebutannya, pintu gerbang atau pintu saja atau regol, terjadi beda. Kemudian, keterangan Pintu Gerbang Majapahit, kata Majapahit di belakang frasa pintu gerbang, apakah menunjukkan sebagai milik kerajaan Majapahit?

Kemudian, bagaimana ia diyakini sebagian masyarakat setempat berkaitan dengan legenda terjadinya dukuh ia bermukim, yakni dukuh Rendhole? 

Benarkah ia berkait dengan legenda dukuh Rendhole unsich, mengingat gaya bangunannya menunjuk jaman Islam (Mataram) sementara penyebutannya menunjuk jaman Hindu-Budha (Majapahit)? Atau bahkan ia merupakan media devide et imperanya jaman kolonial yang menggosok masyarakat Pati agar bersikap "Majapahit yes dan Mataram Islam No?" sehingga diharapkan terjadi "derdah"?

SYAHDU! Memang, lebih cocok sembari ngopi syahdu dalam menganalisis misteri ini dalam bagian SATU, DUA dan seterusnya.

Salam!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun