(masjidkuryo, dokumen pribadi khoeri abdul muid)
OLEH: Khoeri Abdul Muid
Tiguna alias Bekel Tiguna alias Ki Tiguna alias Triguna alias Mbah Sirna adalah anak Ki Guna Reksaka. Ki Guna Reksaka merupakan seorang prajurit pelatih kuda (Abdi Panegar) Pajang, ---orang kepercayaan dan masih kerabat Ki Penjawi.
Pada masa Pragola I (Wasis Jayakusuma)Tiguna merupakan pimpinan prajurit berkuda (Bekel Kusumatali) di Kadipaten Pati. Ikut dalam kancah perang Pati-Mataram I (1600M).
Pada era Pragola II (Jayakusuma) pangkatnya naik. Disamping sebagai Bekel Kusumatali ia diangkat juga sebagai pengawal raja (Narpa Cundhaka).
Pada akhir 1600M, pada awal Jayakusuma naik tahta, Tiguna dianugerahi 'bumi lungguh' (daerah kekuasaan terbatas) berupa Alas Bokong Semar. Letaknya di selatan Bengawan Silugonggo. Diapit oleh sungai Jethis dan Guder.
Pada akhir tahun 1600M pembukaan (babad) alas Bokong Semar dimulai. Tiguna dibantu oleh kakak dan adik seperguruannya di Rahtawu Muria. Yakni Ki Mundri dari Pasuruan dan Anggajaya alias Nggajaya alias Si Nggajaya alias Singojoyo, si mantan preman Bate Alit.
Pada tahun 1601M pembukaan alas Bokong Semar mencapai sepertiga bagian di selatan yang kemudian oleh Tiguna dijadikan (didirikan) desa: desa Kuryo.
Sementara itu, dua pertiga selebihnya di utara diberikan kepada Anggajaya yang pada tahun 1602M dijadikan desa: desa Kalangan. Â
Tiguna memimpin desa Kuryo dengan pangkat Ki Gedhe Kuryo. Sementara pangkat Bekel Kusumatali dan Narpa Cundhaka-nya diserahkan kembali kepada Adipati Jayakusuma.