Dukuh Raya yang berada kira-kira 10 kilometeran arah tenggara Istambul merupakan perkampungan kelas bawah.
Pun demikian, di antara kelas bawah itu ada satu keluarga yang sangat mencolok, serba kekurangan. Ia-lah janda tua, sakit-sakitan, mBok Sadi namanya.
Sadi anak lelakinya, tak bisa bebas bekerja karena harus merawat orang tuanya, ya Bok Sadi itu. Dan, keadaan dilematis Sadi itu, menjadi beban pemikiran mBok Sadi yang justru malah memperparah sakitnya hingga meninggal dunia.
Saat tujuh hari pascakematian ibunya, Sadi berziarah kubur. Nelangsa. Menangis. Merasa belum bisa memuliakan hidup orang tuanya.
Namun dalam kenestapaan yang mendalam itu, tiba-tiba saja datang seseorang yang menggunakan topeng warna mas, Topeng Mas.
“Sadi… Janganlah, Kau terlalu larut terhanyut dalam kesediahan. Pergilah ke pantau laut Hitam. Insyaalloh di sana kau dapat jalan kemuliaan…”.
Plas!
Topeng Mas begitu selesai memberi nasihat langsung menghilang bagai ketelan bumi.
“Aneh sekali!”, pikir Sadi.
Sadi segera bangkit menuruti apa yang dikatakan Topeng Mas.
(BERSAMBUNG).