Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

Sebelum diangkat menjadi abdi negeri, pernah mengajar di SMA TARUNA NUSANTARA MEGELANG. Sekarang mengguru di SDN Kuryokalangan 01, Dinas Pendidikan Kabupaten Pati Jawa Tengah, UPTKecamatan Gabus. Sebagian tulisan telah dibukukan. Antara lain: OPINI GRASSROOT SOAL PENDIDIKAN GRES; Si Playboy Jayanegara dan Bre Wirabhumi yang Terpancung. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id. HP (maaf SMS doeloe): 081226057173.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Misteri Pintu Gerbang Majapahit (4)

26 Februari 2014   02:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:28 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1393333079916876176

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Gambar relief pada daun pintu yang berukuran lebar 2 X 90 cm (180 cm) dan tinggi 250 cm yang terbagi empat bagian itu menarik. Bagian atas kiri: bergambar dua wanita yang hendak bunuh diri. Atas kanan: melukiskan suasana perang di area air. Bagian bawah kanan: terukir manusia tinggi gagah perkasa (raksasa). Dan, gambar bawah kiri: sosok satria bersenjata pedang dan perisai.

[caption id="attachment_313989" align="alignleft" width="300" caption="sketsa relief pintu "][/caption]

Oleh si juru kunci pintu “gerbang Majapahit” tersebut, fragmen wayang tersebut dituturkan sebagai menceriterakan perang antara Damar Wulan vs Minak Jingga.

Minak Jingga? Damar Wulan?

Janggal. Antara karakteristik gambar dengan karakteristik tokoh serta jalan ceritera Minak Jingga-Damarwulan sama sekali tidak berkorelasi, bahkan jauh dari sekedar relevan sehingga tidak argumentatif serta justru menimbulkan kejanggalan-kejanggalan.

Apa dalam gambaran relief itu ada yang menunjukkan ciri-ciri Minak Jingga yang pincang, bersenjata gada wesi kuning, bukan pedang? Apa pernah ada ceritanya kalau perang antara Minak Jingga vs Damar Wulan tersebut di area air?Dan, sebagainya-dan sebagainya.

KIDUNG RANGGA LAWE

Dan, setelah melalui pendalaman karakteristik jenis wayang gedhog yang terpahat di pintu “gerbang Majapahit” serta mendapatkan petunjuk bahwa karakter wayang yang demikian pasti mengambil cerita panji kemudian fokus pada pencocogan (pengkorelasian) dan pencarian di khasanah pustaka cerita panji maka ditemukanlah kesimpulan oleh Praba Hapsara (2009) bahwa fragmen itu menggambarkan perang antara Rangga Lawe vs Kebo Anabrang (lihat: kidung Rangga Lawe).

Selanjutnya, perlu diungkapkan, bagaimana sesunguhnya teknik membaca 4 babak fragmen tersebut?

Adalah dari bagian gambar kiri bawah, sosok satria ---dari kacamata penguasa--- Kebo Anabrang, kemudian dilanjutkan pada bagian kanan bawah, ada penggambaran seorang yang tinggi, gagah perkasa, ialah ilustrasi Rangga Lawe.

Bagian kanan atas, penggambaran perang antara Kebo Anabrang vs Rangga Lawe di sungai Tambak Beras. Dan, terakhir, bagian kiri atas, memberi petunjuk ilustrasi dua istri Rangga Lawe bela pati (tradisi ejawantah kesetiaan suami-istri zaman doeloe) setelah mendengar Rangga Lawe tewas.

Jadi pembacaan 4 fragmen tersebut menggunakan teknik pra sawya ‘berkelililng ke arah kiri’ sebagaimana orang berthawaf mengelilingi Ka’bah, bukan seperti ketika membaca relief di candi Borobudur yang berkeliling ke arah kanan. Teknik ini menunjukkan pembeda zaman. Memang ceriteranya mengambil zaman Hindu-Budha tetapi pemakaian ceritera itu ada pada zaman Islam.

Pertanyaan selanjutnya adalah, di samping memang sebagai hiasan pintu, apa tidak mungkin ada maksud lain dengan relief-relief wayang tersebut? Lalu, apa maknanya? Sebab, meski kelihatan biasa-biasa saja, tetapi semakin memandangi relief-relief itu, semakin ter-undang saja. Sepertinya pahatan pada daun pintu “gerbang Majapahit” itu makin misterius, seolah-olah ia hendak mengatakan sesuatu?

Hmm... ikuti misteri (5) selanjutnya, ya... terimakasih.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun