Memahami Makna Bacaan (kajian)Â
Al-Quran adalah kitab suci. Tugas kita memfungsikannya dengan cara mengkaji, dan menjadikannya sebagai bagian hidup dikehidupan ini.Â
Jika kita menyadari rahasia yang terkandung di dalamnya, maka kita akan merasakan esensi tauhid.Â
Kita akan mengetahui kewajiban yang terdapat pada pilar-pilar di dalamnya. Pilar adalah sebagai penguat pondasi keragaman. Syariat, makrifat, syafaat dan hakikat. Kempat pilar ini jika diibaratkan bangunan adalah, bagian dari tiang-tiang sebagai penyanggah, sehingga keempatnya merupakan satu kesatuan, maka kuatlah bangunan yang ada.Â
Setelah semua pilar itu terbangun, bukan terhenti cukup di situ, melainkan bangunan sebagai tempat perlindungan, renungan, hingga bangunan dapat dirasakan fungsinya.
Al-Quran adalah bacaan cinta, dan pahamilah dengan seksama karena di dalamnya mengandung obat hati. Carilah obat dengan cahaya-Nya, karena itu merupakan penyembuh. Bacalah dengan indah, karena itu memberi manfaat.
Pilar atau tiang-tiang penegak bangunan. Yang telah berdiri kuat, Mulai dihias dan dirawat penghuninya pencahayaan, hiasan bunga dapat menarik perhatian yang lainnya, penghuninya juga menjadi betah di dalamnya.Â
Hal ini dibutuhkan kesabaran dan waktu yang tidak singkat. Wewangian dan kesegaran diperlukan juga di dalamnya. Bangunan itulah ibarat raga kita, besar perhatiannya terhadap kenyamanan dan keselamatan di dalamnya.Â
Dengan kajian pelakunya dapat merasakan makna, dan keindahan-Nya dan itulah kesatuan yang ada. Antara aku yang materi dengan yang non materi. Bagaikan nafas sendiri yang terus melekat.
Bacaan ataupun kajian (mengkaji) untuk perubahan diri. Pemikiran ini.
Al-Quran bukan sebatas rangkaian huruf, melainkan bagian rahasia yang di dalamnya ada pengamatan, kajian, observasi, evaluasi yang semuanya itu dapat memperbaiki sikap para pengkaji sendiri.Â