Mohon tunggu...
Khodijah
Khodijah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kebohongan dan Krisis Eksistensi

9 September 2023   14:48 Diperbarui: 9 September 2023   18:12 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembohong (Freepik.com)

Kebohongan, entah halus ataupun kasar, entah  terhadap diri sendiri ataupun terhadap orang lain, adalah sesuatu yang merugikan. Kebohongan yang dimaksud dalam artian 'tidak apa adanya', tetapi ada rekayasa yang dibuat pelakunya, yang sebenarnya tujuan tersebut kembali pada psikis sosoknya.

Rekaan atau sesuatu yang dibuat-buat salah satunya dilakukan untuk menunjukkan bahwa ia ingin diakui sebagai sosok. Agar dianggap mampu, mau tak mau dalam penyampaian sesuatu dilakukan dengan cara berbohong. Kebohongan tersebut tidak lain untuk menguatkan dirinya dan untuk mendapatkan pengakuan bahwa dirinya memang sosok yang memiliki kelebihan. Hal tersebut bagi sebagian orang dapat dipercaya begitu saja sehingga menyambutnya memang sebagai sosok berkemampuan.

Setiap orang melihat dengan pandangan yang berbeda. Ada sosok yang mampu melihat keadaan sebenarnya, ada yang melihat dengan pandangan polos sebagaimana bocah. Bagi mata jeli yang memiliki kemampuan melihat kenyataan, sosok seperti itu sebenarnya sedang bersandiwara dengan dirinya.

Kondisi kepura-puraan menunjukkan bahwa yang sebenarnya ia rapuh. Tidak setiap orang mau menunjukkan kelemahan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Itulah kebohongan tanpa disadari pelakunya. Dengan bersikap seolah-olah mampu, padahal yang sebenarnya jelas tidak dapat mempertanggungjawabkan tugas menjadikan banyak orang menjadi kecewa.

Ada yang kecewa terhadap caranya bekerja, ada juga yang kecewa terhadap gayanya dalam bersikap. Percayalah lambat laun hal seperti itu membuat si pelaku seperti membongkar dirinya.

Hidupnya menjadi menderita jika tidak berubah. Banyak orang telah memilih jalan benar dalam arti dengan kejujuran yang dibenarkan setiap mata, kecuali mata yang sedang bermasalah. Namun, pada kenyataannya banyak yang buta, tetapi merasa penglihatannya sempurna. Tentu saja hal seperti itu tidak benar.

Hal demikian menjadikan penempuh menjadi salah jalan, bahkan bisa tersesat dari tujuannya. Kita semua ibarat para pejalan yang berjalan dalam meraih capaian. Paling tidak saat seseorang merasa buntu, akan terpikir olehnya untuk bertanya sehingga perjalanan sekalipun jauh tidak akan membuat langkahnya menjadi sia-sia.

Sementara yang merasa tahu membuat kesesatan yang semakin menjauh, dan parahnya bangga dengan kesesatannya itu dengan mengatakan, "Ini loh jalanku, apakah ada yang ingin bersamaku? Aku melewati jalanan berkelok yang sangat indah, di sepanjangnya terdapat mekarnya bunga-bunga."

Kurang lebih seperti itulah gambaran sosok yang ingin menunjukkan keberadaannya. Ia ingin orang melihat dan ingin diikuti, yang sebenarnya ia sendiri dalam kebingungan karena ketidakjelasan. Sementara mereka yang tahu jalannya, hanya diam, sebatas menikmati langkahnya kaki sambil terus mengamati.

Saat langkahnya terasa ada yang membingungkan,  ia tak segan-segan untuk bertanya kepada yang memang ahlinya. Begitu selalu, hingga jalannya tak buntu. Buntu bagi pejalan hanya pada saat terhentinya kaki untuk melangkah di akhir nanti. Orang seperti ini tidak peduli apakah yang lain melihat, mengikuti, ataupun tidak. Baginya, langkah kaki dan jalan yang dilewati itulah fokus pengamatannya, bukan mengamati para pelangkah lainnya. Perhatiannya tentu saja pada kaki sendiri sambil mengamati yang dicari. Pengamatan yang dilakukan tidak melibatkan indra raga sehingga cara melihatnya pun dengan kedalaman mata jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun