Mohon tunggu...
Khodijah
Khodijah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekerenan Para Kompasianer di Kompasiana

6 September 2023   13:03 Diperbarui: 6 September 2023   13:06 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sejak bergabung di kompasiana jadi terbiasa dan tidak alergi lagi ketika mendengar ataupun membaca soal politik yang terus menggelitik
Pasalnya mereka yang menulis soal politik itu, seringkali merespon dan memberi rating ditulisanku, ya mau gak maulah kujenguk juga tulisannya dan dibacalah apa yang telah dituangnya itu

Ha ha...ternyata emang asyik. Di sini saya tidak mau ikut campur soal perpolitikan.
Sebatas tahu saja kurasa gak ada salahnya, hanya itu. Dan yang ingin saya sampaikan di sini, apa pun materi ataupun suatu kajian yang sebenarnya terkadang kita merasa ribet dan gak ingin tahu, ternyata tidak bisa seperti itu. Mau gak mau kita memang perlu tahu. Dalam hal-hal tertentu kepo itu ada positifnya juga. Tergantung apa yang dikepoinnya..

Nah karena kerennya penyampaian dan penjelasan seseorang, sebenarnya keribetan yang kita anggap itu, tidak ada. Malah asyik dan serasa situasinya menjadi menarik.

Seperti itulah  para kompasianer  di kompasiana, dalam menuang tulisannya. Kebanyakan menyampaikan tulisannya itu kere-keren, bahasa yang disampaikan begitu renyah. Kriuuuukknya terasa.
Gak puyeng, gak bikin ribet alias ringan dapat dicerna. He he...

Termakasih kawan-kawanku, sudah menyuguhkan bacaan bermanfaat dan menghibur.

Soal capres yang terjebak dengan pilihan cawapresnya...

Kemudian ada lagi yang lainnya yang membuat ketawa saya pecah, saat membaca tulisan kompasionaer dengan pantunnya, seperti:

Dari Cikini ke Gondangdia
Kujadikan begini gara-gara dia
Cikampek Tasikmalaya
Bila kau tak setia ada yang meradang di sana. Hi hi sungguh kreatif, Bapak itu..

Kemudian dalam pandangan beliau seperti Reinhard Hutabarat,  menanggapi hal ini katanya

Lebih baik menjadi ikan di Samudra hindia, daripada ikan besar di dalam baskom. Ha ha ha...

Aduhhhh. Disinilah bacaan yang lucunya gak kalah dengan acara Srimulat.
Oiya ngomong-ngomong Srimulat sekarang sudah tak ada lagi yaa. Baguslah di kompasiana juga toch  kita bisa tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun