Mohon tunggu...
Khodijah
Khodijah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harapan

20 Agustus 2023   20:19 Diperbarui: 20 Agustus 2023   22:15 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seringkali aku duduk sendiri memandangi rumahku yang tak lagi berpintu
Saat tamu hendak mengetuknya, maka yang diketuk tak lain pintu sebelah.
Sementara aku tetap duduk memandangi rumahku

Bocor dimana-mana
Air membasahi lantai di ruang dapur dan kamarku
Aku sudah tak bertenaga dan tak berhasrat mengeringkan yang basah.

Rumah kita berbeda..
Dimana air, angin dan panas selalu dirasakan penghuninya. Ketiganya itu sudah tak menyiksa rasa
Karena kita tahu bahwa panas dan hujan adalah tamu-Nya.

Soal genteng dan pintu rumah adalah soal aku dan dia
Dimana keyakinan akan mendatangkan dan memasukan sesuatu yang diharap dan ditunggu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun