Bawang merah Brebes adalah jenis bawang merah yang berasal dari Brebes, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Bawang merah Brebes dikenal karena kualitasnya yang baik dan menjadi salah satu komoditas pertanian yang penting di daerah tersebut dan salah satu pemasok terbesar bawang merah selain di Cirebon, Kuningan, Nganjuk, Probolinggo dan Bima. Beberapa faktor yang membuat bawang merah Brebes dikenal adalah iklim dan tanah yang cocok untuk pertumbuhannya, serta penanganan pasca-panen yang baik.
      Bawang merah Brebes sering digunakan sebagai bahan dasar dalam banyak masakan Indonesia, seperti sambal, rendang, nasi goreng, dan banyak hidangan lainnya. Keberadaan bawang merah Brebes telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi ekonomi lokal di daerah Brebes dan menjadi salah satu produk unggulan dari wilayah tersebut.
      Akan tetapi hasil produksi bawang merah semakin menurun. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh pihak turun tangan, untuk mengatasi penurunan produktivitas petani bawang merah di Desa Krasak, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes. Penurunan produktivitas berdampak pada melambungnya harga Bawang Merah di pasaran, dan berkontribusi pada inflasi di Jawa Tengah yang semakin tinggi.
      Setelah berdialog dengan beberapa petani, Ganjar menemukan fakta bahwa penurunan produktivitas itu disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu di antaranya kerusakan tanah pada lahan pertanian, seperti berkurangnya unsur hara pada tanah, sehingga tanah menjadi keras, terlalu banyak penggunaan pupuk kimia dan pestisida, serta faktor cuaca.
      Ganjar pun mengingatkan agar petani tidak berlebihan dalam menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Sebab bisa memperburuk tanah, penggunaan yang berlebihan juga akan berdampak pada hal lain, seperti kesehatan bahkan stunting dan gondok jika pestisida tersebut terkena air.
      Kombinasi dari faktor-faktor ini dapat menyebabkan fluktuasi harga bawang merah. Pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor ini dapat membantu produsen, pedagang, dan konsumen merencanakan dengan lebih baik dalam menghadapi kenaikan harga atau penurunan harga yang mungkin terjadi di pasar.
      Petani juga mengeluhkan biaya distribusi yang semakin tinggi dan bahkan mereka merugi karena itu. Memikirkan hal tersebut, Ganjar mengaku telah menyiapkan formula bantuan untuk menekan inflasi. Khususnya terkait distribusi bawang merah. Bantuan itu berupa subsidi ongkos kirim komoditas sebesar Rp 1.500 per kilogram.
      "Sekarang kita sedang siapkan itu, menyiapkan formasi datanya. Maka kalau hari ini ternyata belum panen. Nanti kita cek dari gudang, berapa ongkos kirim, apakah ada gangguan apa tidak. Jika iya, maka sebenarnya itu bagian dari objek yang bisa kita jadikan sasaran bantuan" ujar Ganjar.
      Diharapkan dengan adanya bantuan tersebut petani tidak lagi tercekik dengan biaya akomodasi yang semakin melambung tinggi.  Karena pada dasarnya ekonomi berjalan dengan adanya produksi, distribusi, dan konsumsi. Maka dari itu tentu proses distribusi sangat memengaruhi berjalannya ekonomi di wilayah tersebut.
      Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, telah meminta petani dan pedagang untuk memanfaatkan Sistem Informasi Bawang Merah Brebes (SI BMB). SI BMB ini menyajikan berbagai informasi seperti harga, stok, dan distribusi bawang merah yang ada di Kabupaten Brebes. "Sistem aplikasi online yang dikembangkan oleh Kementerian Perdagangan ini dapat membantu ekonomi rakyat di era ekonomi digital dan memudahkan petani memantau pergerakan ekonomi hingga harga dan stock bawang merah yang tersedia.
      Selain itu Ganjar juga langsung meminta kepada Dinas Pertanian, baik tingkat provinsi maupun kabupaten, untuk terus melakukan pendampingan kepada para petani bawang merah. Pihak swasta juga diminati untuk ikut berpartisipasi untuk membantu para petani memulihkan lahan yang telah terdampak.
      "Kita harapkan nanti kampus juga kita libatkan. Jadi bagaimana mengembalikan tanah ini agar subur. Nanti generasi mudanya, Poktan, dan Gapoktan kita siap untuk melatih mereka. Tujuannya agar kemudian tanah ini bisa dijadikan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan, bisa padi, bisa bawang merah," ucap Ganjar.
      Dengan itu, perlunya kerjasama antara masyarakat terutama petani bawang merah dan pemerintah ke depannya sehingga masalah kenaikan harga bahan dan petani yang merugi bisa teratasi dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H