3. Kejujuran dalam mengakui kesalahan dan berkomitmen untuk memperbaikinya (angrasa kleru).
4. Konsistensi dalam menegakkan kebenaran secara bijaksana dan tepat sasaran (bener tu pener).
Relevansi
Ajaran ini menjadi pedoman universal dalam menjalani kehidupan yang bermartabat, baik sebagai individu maupun pemimpin. Nilai-nilainya mencerminkan pentingnya introspeksi, keberanian, keadilan, dan kebijaksanaan, yang relevan di semua aspek kehidupan, termasuk dalam kepemimpinan, hubungan sosial, dan pengambilan keputusan.
-Ungkapan "Aja gumunan, aja kagetan, aja dumeh, prasaja, manjing ajur ajer" adalah ajaran etika Jawa yang menggambarkan sikap hidup ideal dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Filosofi ini menekankan pengendalian diri, kesederhanaan, serta kemampuan beradaptasi dalam berbagai situasi. Berikut penjelasan dari masing-masing istilah:
1. Aja Gumunan
Makna: Jangan mudah heran atau terpukau.
Filosofi ini mengajarkan agar seseorang tidak mudah terkejut atau kagum terhadap sesuatu yang baru, mencolok, atau berbeda.
Sikap ini mencerminkan kedewasaan dan kemampuan untuk melihat segala sesuatu dengan tenang dan bijaksana tanpa terburu-buru menarik kesimpulan.
2. Aja Kagetan
Makna: Jangan mudah terkejut.