Mohon tunggu...
Khoirotul Mutmainah
Khoirotul Mutmainah Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Diponegoro

Masih menjadi mahasiswa~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurangi Pupuk Kimia, Mahasiswa KKN UNDIP Ajari Petani Sulap Gamal dan Putri Malu

14 Agustus 2020   10:42 Diperbarui: 15 Agustus 2020   12:53 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembuatan Pupuk Organik Cair (Sumber : Dok. Pribadi)

Magelang (15/8) - Mahasiswa Agroekoteknologi yang tergabung dalam KKN Tim II Universitas Diponegoro 2020, Khoirotul Mutmainah melakukan kegiatan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair dari daun gamal dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) berbahan dasar akar putri malu kepada para petani. Pelatihan dilakukan di Dusun Ngrantunan, Desa Sonorejo, Kabupaten Magelang. Kegiatan dilatarbelakangi oleh ketergantungan para petani terhadap bahan-bahan kimia dalam teknik budidayanya. Pelatihan pembuatan POC dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2020 sedangkan pembuatan PGPR berlangsung pada 27 Juli 2020 di rumah Bapak Suhadi.

“Pembuatan kedua pupuk sangat mudah. Apalagi bahan-bahannya dapat dicari di tegalan dan sangat murah. Sehingga harapannya, ini dapat diterapkan oleh petani nantinya dalam proses budidaya. Kalau petani bisa menggunakan pupuk ini tentu akan mengurangi ketergantungannya terhadap pupuk kimia” katanya.

Proses pembuatan pupuk oganik cair diawali dengan pencacahan daun gamal dan persiapan bahan pendukung (dedak, gula merah, EM4, air). Gula merah kemudian dicairkan dan dicampurkan dengan fermentator EM4. Larutan selanjutnya dimasukkan dalam wadah bersama dengan daun gamal, dedak, dan air. Fermentasi ditunggu hingga 25 – 28 hari. 

Setelah dua minggu berselang, pelatihan dilanjutkan dengan pembuatan PGPR. PGPR ini muncul sebagai salah satu metode perawatan tanaman yang ramah lingkungan. Pelatihan diawali dari perendaman akar putri malu untuk biang PGPR yang dilanjutkan perbanyakan dengan bahan pendukung berupa dedak, terasi, kapur sirih, dan gula. Proses pembuatan PGPR juga membutuhkan fermentasi yang berlangsung selama 14 hari. 

Pelaksanaan kedua kegiatan tersebut diharapkan dapat menekan penggunaan pupuk anorganik dengan subtitusi POC/PGPR. Selain itu, petani akan lebih paham terkait dampak negatif yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia apabila terus-menerus digunakan, apalagi melebihi dosis standar. 

Oleh : Khoirotul Mutmainah

Agroekoteknologi/Fakultas Peternakan dan Pertanian

Editor : Abdi Sukmono

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun