Orang Tua Versus AI: Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak di Tengah Dominasi AIÂ
Â
Pimpinan redaksi : Khusnul Arjuna
Reporter : Muhammad Hafiz Dhiya'ul Haq, Nur Alfiyatul Khoiriyah
Desainer : Muhammad Hidayatur Ramadhan
Redaktur : Muhammad Ardhian Malique
Â
A.PENDAHULUANÂ
  Teknologi AI atau yang juga dikenal sebagai kecerdasan buatan merupakan suatu bentuk kecanggihan buatan yang sangat marak di gunakan pada zaman sekarang, teknologi ini juga memiliki kemampuan pemecahan masalah layaknya manusia. Dalam praktiknya, AI akan menyimulasikan kecerdasan manusia agar teknologi ini dapat mengenali gambar, menulis puisi, dan membuat prediksi berbasis data, Teknologi AI atau kecerdasan buatan ini juga mengalami perkembangan masif dari tahun ke tahun. Kehadirannya dengan fitur, fungsi, dan tampilan yang baru semakin berdampak pada banyak aspek dalam kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan.
B.PEMBAHASAN
  1.Dampak Penggunaan AI Bagi Generasi AlpaÂ
   Generasi alpha, adalah generasi yang mencangkup anak-anak yang lahir mulai tahun 2010 sampai pertengahan 2020-an dan tumbuh dalam era teknologi, khususnya pada teknologi yang sedang banyak diperbincangkan belakangan ini, yaitu kecerdasan buatan (AI). Teknologi AI ini punya kemampuan untuk memproses data, memprediksi pola, dan melakukan interaksi yang mirip manusia sehingga memiliki dampak signifikan di berbagai aspek kehidupan anak-anak generasi ini. Mulai dari dampak positif sampai Dampak negatif.
   Dampak positifnya dalam pendidikan ialah platform pembelajaran yang berbasis AI dapat menyesuaikan materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan individu, dengan teknologi ini, anak-anak generasi alpha dapat mengakses sumber belajar yang lebih bervariasi dan adaptif, hal ini juga meningkatkan pengalaman dalam proses belajar mereka. AI juga membuka peluang dalam mengembangkan kreativitas dan keterampilan baru, aplikasi musik dan permainan interaktif memungkinkan anak untuk mengekspresikan kreativitas mereka dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
  Sedangkan dampak negatifnya adalah Perubahan mood yang drastis, ini adalah salah satu tanda yang paling jelas jika berlebihan dalam mengonsumsi konten digital, yang dapat membuat anak menjadi lebih mudah marah, cemas, kesulitan fokus, dan  kesulitan konsentrasi.
2.Peran orang tua dalam mendidik anak di tengah dominasi teknologi AI
   Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah memberikan pemahaman dasar mengenai apa itu AI. Tak perlu istilah teknis yang rumit. Cukup jelaskan kan, bahwa AI adalah program komputer yang dirancang untuk berpikir dan belajar seperti manusia, namun tetap memerlukan bimbingan atau panduan dari diri kita.
Anak-anak perlu memahami bahwa AI bukan sekadar alat, tetapi sesuatu yang memiliki dampak besar pada kehidupan. Jika mereka menggunakannya secara tidak bijak, dampaknya bisa merugikan orang lain, bahkan diri mereka sendiri. Contohnya, bagaimana AI bisa digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah, bahkan menciptakan berita palsu atau hoaks jadi mereka akan cenderung menggunakan teknologi ini dengan lebih berhati-hati.
3.Cara Mengatasi Anak Kecanduan Gadget
   Menurut Hellosehat Kecanduan gadget pada anak bisa membuat anak menjadi malas bergerak dan tidak fokus pada pelajaran sekolahnya. Hal ini bisa membuat prestasi di sekolah jadi menurun. Selain itu, beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa kecanduan gadget juga diikuti dengan gaya hidup tidak sehat, seperti ngemil berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan tidur hingga larut malam, hal tersebut dapat meningkatkan risiko anak terkena obesitas dan penyakit jantung di kemudian hari. Oleh karena itu, supaya anak terhindar dari dampak buruk tersebut, langkah-langkah berikut ini bisa kita terapkan untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak.
a. Jadi contoh yang baik untuk anak.
   Anak-anak adalah "peniru ulung", oleh karena itu orang tua diharapkan bisa menjadi contoh yang baik untuk mereka. Jika anak sering melihat orang tua atau orang sekitarnya bermain gadget hingga larut malam atau makan sambil main games, bukan tidak mungkin anak akan meniru tindakan ini. Oleh karena itu, cara pertama untuk mengatasi kecanduan gadget adalah dengan menjadi contoh yang baik untuk anak dan gunakan gadget dengan bijak.
b.Awasi penggunaan gadget pada anak.
  Untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak, waktu mengakses gadget harus dibatasi. Tentukan durasi dan jadwal untuk bermain gadget, misalnya 1-2 jam dalam sehari. Selain itu, awasi juga anak saat bermain gadget, supaya ia tidak mengakses konten pornografi atau kekerasan. Jika gadget dilengkapi dengan fitur age-restricted, terapkan fitur ini untuk membatasi waktu dan jenis aplikasi atau tontonan yang bisa di akses oleh anak. Dalam menerapkan batasan ini, orang tua perlu bersikap tegas. Latih anak untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum bermain gadget dan mengembalikannya dengan baik setelah selesai digunakan.
c.Beri tahu kepada anak tentang bahayanya menggunakan gadget jika terlalu lama.
  Orang tua bisa mengajak anak untuk berbicara tentang bagaimana bahayanya penggunaan gadget dalam waktu yang lama dan terus menerus. Salah satu dampak yang dapat timbul adalah risiko terjadinya obesitas atau sakit mata jika anak lebih sering duduk main gadget dan jarang bermain di luar rumah. Selain itu, jelaskan pada anak dengan bahasa yang mudah bahwa gadget dan internet bisa menjadi tempat yang berbahaya untuknya, apalagi jika anak juga bermain di media sosial.Tidak masalah membahas mengenai orang jahat yang beraksi melalui media sosial, asalkan orang tua juga mendiskusikan bersama-sama bagaimana cara menghindari masalah tersebut, misalnya dengan menyepakati bahwa penggunaan gadget harus selalu diawasi. Pastikan anak tetap merasa aman dan tidak jadi khawatir yang berlebihan
C.Penutup
Â
   Teknologi AI atau yang biasanya dipanggil kecerdasan buatan memang mempunyai dampak positif dan juga manfaat yang melimpah ruah. Hal tersebut tentunya dapat memengaruhi perkembangan anak di masa pertumbuhannya. Sebagai orang tua sudah jadi tugas agar dapat mengontrol anak mereka saat menggunakan teknologi yang mereka gunakan, setidaknya mereka dapat menggunakannya secara bijak tanpa berlebihan, dan juga tahu apa saja dampak dalam penggunaannya, begitupula saat mereka menggunakan AI. Jadi perkembangan anak secara fisik dan mental dapat terjaga dari segala masalah yang akan terjadi kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H