Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Perselisihan Memang Bukan Solusi

9 Desember 2015   19:54 Diperbarui: 9 Desember 2015   20:13 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketegangan yang dialami oleh Turki dan Rusia bukan pertama kalinya terjadi, ini adalah yang kesekian kalinya. Ketegangan ini diperdalam dengan tuduhan yang datang dari rakyat maupun pemerintahan, baik Turki sendiri maupun Rusia. Keduanya saling tuduh serta saling menolak untuk memohon maaf. Dengan demikian semakin lengkaplah konflik yang terjadi antara mereka.

Pertentangan pada November belakangan ini dipicu oleh tuduhan Moskow atas Ankara karena telah menembak jatuh jet tempur milik Rusia dikarenakan ingin menaungi kerjasama dalam bidang perdagangan minyak dengan ISIS. Selain hal ini, pihak Turki mengelak bahwa alasan mereka menembak jet tempur Rusia adalah memang karena jet tersebut melanggar batas wilayah udara Turki.

Sementara Departemen Pertahanan AS telah membuktikan kebenarannya, Rusia telah melewati batas wilayah udara milik Turki. Dengan hal ini, perselisihan keduanya berlanjut hingga munculah ketegangan yang berlanjut menjadi konflik antar negara yang telah lama bersahabat baik tersebut. Keduanya bersikukuh dengan pendapat masing-masing, tiada yang hendak mengakui kesalahan yang telah dilakukan.

Seperti  yang telah diketahui, para pembesar negara masing-masing tidak mau mengakui bahkan mau untuk memulai perdamaian, lalu bagaimana dengan rakyatnya? Tentu saja mereka akan menganut pada sikap yang diteguhkan oleh pemerintahnya. Selama perseisihan belangsung, Turki mendapat dukungan AS dan NATO. Alasannya Turki telah memperingatkan jet milik Rusia untuk beralih haluan penerbangan, sedangkan Turki menuding bahwa Rusia telah tahu bahwa mereka melewati wilayah udara tersebut.

Sedangkan pada pendapat lain menyatakan bahwa tiada yang salah dengan jet milki Rusia tersebut karena penerbangan tersebut adalah untuk berburu terorisme, sehingga penembakan yang dilakukan oleh Turki dinilai dengan dukungan Turki atas terorisme di dunia, ada dugaan pula bahwa Turki telah membeli minyak ilegal dari pihak ISIS sehingga insiden penembakan ini terjadi. Ketegangan ini akan berlanjut jika tidak ada pihak yang mendamaikan, karena masalah ini sudah tidak bisa ditolerir-kata Putin.

Perselisihan ini akan tetap dilerai oleh pihak AS sendiri dengan bantuan Dewan Keamanan PBB, meskipun AS telah terang-terangan menyatakan dukungannya terhadap Turki karena Turki melakukan pembelaan kedaulatan wilayah negara.

Jika seperti itu adanya, setidaknya tidak ada pihak yang saling membela blok Turki maupun blok Rusia karena secara logika akan menimbulkan ketegangan semakin memuncak. Selain itu, pada dasarnya pembelaan terhadap suatu blok akan membentuk penafsiran bahwa usaha pendamaian ini hanya untuk memberikan keuntungan pada pihak blok yang dibela saja. Sehingga puncak kegeraman di pihak lain akan berdalih akan hal tersebut. Pemerintahan hendaknya memberikan anyaman perdamaian untuk memberikan kemajuan serta hubungan antar negara, kita juga tahu bahwa jiwa sosial diantara para manusia tetap melekat, sehingga satu negara akan membutuhkan yang lainnya, begitupun dengan kedua negara ini.

Tindakan pembawa kedamaian tidak perlu dimulai dari organisasi besar, namun pembawa perdamaian internal atau dari masyarakat juga mampu memberikan senyawa keterbukaan kedua negara tersebut untuk memilih jalur positif sehingga dampaknya pun juga akan sampai pada kehidupan mereka. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun