Mohon tunggu...
khilwatissalamah
khilwatissalamah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menonton dan membaca cerita fantasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penanggulangan Kekerasan di Sekolah dalam Perspektif Pendidikan Agama Islam: Data dan Langkah Preventif

15 November 2024   18:18 Diperbarui: 15 November 2024   18:28 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Pendidikan agama Islam di sekolah, khususnya di tingkat SMA, memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa yang bermoral dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Namun, kekerasan di lingkungan sekolah masih sering terjadi, mengindikasikan adanya celah dalam implementasi pendidikan karakter melalui agama. Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sepanjang tahun 2023, KPAI mencatat sebanyak 329 laporan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan. Laporan ini meliputi berbagai bentuk kekerasan, termasuk perundungan, kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan kekerasan psikis. Sementara itu, dari Januari hingga September 2024, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat 36 kasus kekerasan "kategori berat," yang juga melibatkan bentuk kekerasan fisik, seksual, serta kekerasan yang berasal dari kebijakan yang tidak berpihak pada anak. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasanya kasus kekerasan yang terjadi di sekolah memperlihatkan urgensi perlunya pendekatan yang lebih sistematis khususnya dalam pendidikan agama Islam sebagai bentuk pencegahan.

Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak hanya mencakup aspek ritual, tetapi juga penanaman nilai-nilai moral seperti kasih sayang, kedamaian, dan penghormatan. Dengan penerapan nilai-nilai ini, diharapkan siswa dapat menjauhi kekerasan dan memahami dampak buruknya, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Akar Masalah

Mengapa kekerasan di sekolah masih terus terjadi meskipun Pendidikan Agama Islam telah diajarkan? Beberapa penyebab utamanya adalah:

  • Kurangnya pemahaman tentang penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Meski sudah belajar tentang nilai-nilai akhlak, siswa sering kali tidak mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam berinteraksi dengan sesama, karena kurangnya contoh nyata dan pendampingan yang konsisten.
  • Budaya perundungan yang belum diatasi secara serius juga menjadi faktor penting. Beberapa sekolah masih belum memiliki kebijakan atau langkah tegas dalam menangani perundungan, sehingga tindakan negatif ini masih terjadi tanpa sanksi atau penyelesaian yang jelas.
  • Pengaruh lingkungan sosial dan media sering kali memperkuat perilaku agresif pada siswa, yang kurang dibekali pemahaman kuat untuk menghadapi pengaruh tersebut. Lingkungan yang kurang kondusif dapat mengarahkan siswa pada tindakan-tindakan negatif yang bertentangan dengan ajaran agama.

Dampak Negatif

Kekerasan di sekolah memberikan dampak negatif yang besar, terutama pada perkembangan karakter siswa. Siswa yang mengalami atau menyaksikan kekerasan sering kali mengalami trauma, yang membuat mereka merasa kurang aman dan nyaman di sekolah. Hal ini juga dapat menyebabkan mereka kehilangan minat pada pelajaran agama, karena merasa bahwa nilai-nilai yang diajarkan tidak diterapkan dalam realitas sehari-hari. Selain itu, kekerasan di sekolah mengganggu proses pembentukan karakter yang seharusnya dibentuk melalui penanaman nilai-nilai dalam Pendidikan Agama Islam. Dengan terus berlangsungnya kekerasan, siswa menjadi sulit untuk menghargai konsep perdamaian dan penghormatan dalam ajaran agama.

Solusi

Untuk mengatasi kekerasan di sekolah, pendidikan agama Islam harus dioptimalkan dengan pendekatan yang lebih aplikatif dan konsisten. Penguatan pendidikan karakter dalam PAI sangat penting, dengan menekankan pentingnya sikap kasih sayang, saling menghormati, dan empati dalam kehidupan sehari-hari. Guru perlu membimbing siswa untuk memahami bahwa kekerasan bertentangan dengan ajaran Islam, dan bahwa sikap damai adalah bagian penting dari praktik keagamaan.

Sosialisasi mengenai dampak negatif kekerasan perlu dilakukan secara rutin. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, siswa dapat lebih menyadari konsekuensi buruk dari kekerasan, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, guru dan tenaga pendidik perlu dilatih untuk mengenali dan menangani kekerasan secara islami, agar bisa menjadi teladan yang baik bagi siswa.

Kesimpulan

Layanan konseling berbasis nilai agama dapat menjadi pendukung bagi siswa yang menjadi korban kekerasan, atau yang berpotensi melakukan kekerasan. Dukungan ini sangat penting agar siswa dapat pulih dari trauma dan menyadari pentingnya nilai-nilai antikekerasan. Peran orang tua dalam mendampingi anak-anak di rumah juga sangat penting. Kolaborasi antara sekolah dan orang tua dalam memberikan pendidikan agama di rumah bisa menjadi dasar agar siswa memahami nilai-nilai kasih sayang dan menghargai sesama. 

Kemampuan mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari menjadi hal yang harus terus diupayakan bersama antara sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat. Dengan memperkuat pemahaman dan praktik nilai-nilai agama, diharapkan kekerasan di sekolah dapat diminimalisir, dan generasi muda dapat tumbuh dengan karakter yang lebih baik, mencerminkan nilai-nilai agama Islam. Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan kekerasan di sekolah dapat ditekan dan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan sesuai dengan nilai-nilai Islam bisa tercipta bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun