pendidikan politik. Jika diartikan secara lebih luas, pendidikan politik merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan sistematis untuk membimbing individu agar memahami, menghayati, dan mengaplikasikan nilai-nilai politik dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan politik berfungsi untuk membentuk warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya, serta mampu berpartisipasi aktif dalam proses politik, termasuk memahami struktur politik, lembaga-lembaga pemerintahan, dan proses pemilihan.
Proses yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan partisipasi politik individu dalam masyarakat disebut sebagaiTujuan utama pendidikan politik sendiri ialah untuk menciptakan masyarakat yang memiliki keterikatan yang tinggi terhadap bangsa dan negara, serta mampu berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam mencapai tujuan politik. Pendidikan politik dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pendidikan formal di sekolah, kegiatan organisasi pemuda, diskusi keluarga, dan partisipasi dalam kegiatan politik lokal. Di samping itu, ada beberapa hambatan dalam pendidikan politik termasuk kurangnya akses informasi, rendahnya minat masyarakat, dan adanya bias atau manipulasi informasi politik. Dengan pendidikan politik yang baik, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan terlibat dalam proses politik, sehingga demokrasi dapat berjalan dengan lebih baik dan efektif.
Keluarga adalah lingkungan pertama di mana anak-anak diperkenalkan dengan dunia politik. Diskusi tentang isu-isu politik sehari-hari, observasi terhadap peristiwa politik, dan partisipasi dalam kegiatan politik lokal dapat membantu membentuk kesadaran politik anak. Orangtua dapat mendorong anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan politik, seperti mengikuti organisasi pemuda atau berpartisipasi dalam pemilihan sekolah. Memberikan contoh melalui partisipasi aktif orangtua dalam proses politik juga sangat berpengaruh.Â
Keluarga berperan dalam menanamkan nilai-nilai politik seperti keadilan, demokrasi, dan tanggung jawab sosial. Ini bisa dilakukan melalui pembicaraan sehari-hari, contoh nyata, dan pengalaman langsung. Dengan mengajak anak-anak berdiskusi tentang kebijakan publik dan isu-isu politik, orangtua dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis untuk mempersiapkan mereka menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab.Â
Selain itu, keluarga juga memiliki peran penting dalam melindungi anak-anak dari propaganda politik yang negatif. Dengan memberikan pendidikan politik yang seimbang dan kritis, keluarga dapat membantu anak-anak memahami berbagai pandangan politik dan mengembangkan kecerdasan politik. Dengan peran-peran ini, keluarga dapat membantu membentuk generasi yang lebih sadar dan aktif dalam kehidupan politik, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pembangunan negara yang lebih baik.
Mengingat urgensi tersebut, maka dari itu pada tanggal 21 Agustus 2024, mahasiswa KKN kelompok 3 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta melaksanakan sosialisasi dengan tema "Peran Orangtua Dalam Pendidikan Politik Keluarga" di Aula Kantor Desa Jayasakti, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sosialisasi berjalan dengan lancar dan dihadiri 30 orang. Adapun narasumbernya adalah Ibu Herlina Muzanah Zain, S.IP., MPA. Ibu Herlina menyampaikan beberapa materi yang membuat masyarakat setempat, terutama orangtua sadar betapa pentingnya melek politik dan mengajarkannya kepada anak-anak.Â
Peran orangtua dalam pendidikan politik keluarga sangat penting dan berpengaruh besar terhadap perkembangan pemahaman dan partisipasi politik anak-anak. Alasan utamanya karena orangtua merupakan role model, informan pertama, dan dianggap serba bisa bagi anak-anaknya. Dalam sosialisasi dijelaskan bahwa pendidikan politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan politik bertujuan untuk membentuk dan menumbuhkan orientasi-orientasi politik pada individu.Â
Pendidikan politik bisa didapatkan dari lembaga formal dan non formal. Aktor dari lembaga formal adalah sekolah. Metodenya berbentuk kurikulum, baik yang didesain khusus dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, maupun tidak secara khusus dimana politik diberikan dalam mata pelajaran lain. Sedangkan, keluarga sebagai aktor dari lembaga non formal melalui berbagai interaksi antara orang tua dengan anaknya. Mengajarkan pendidikan politik bisa berupa diskusi, film edukasi, dan tanya-jawab.
Dampak dari sosialisasi ini ialah masyarakat dapat secara aktif mengeluarkan pendapat dari sudut pandang yang berbeda-beda, dan saat berpolitik, pendapat yang beragam bisa menjadi perspektif baru untuk menyelesaikan satu tantangan. Kedua, masyarakat juga membangun toleransi sesama. Pendapat yang beragam bisa memupuk rasa toleransi satu sama lain sehingga diskusi soal politik bisa berjalan lancar. Ketiga, masyarakat menjadi lebih kritis dalam menyikapi kebijakan. Kebijakan yang dibuat pemerintah tentunya akan berdampak untuk kehidupan masyarakat luas.Â
Jika masyarakat melek politik, kebijakan tertentu yang belum sesuai bisa dievaluasi dan disempurnakan lagi. Keempat, masyarakat dapat memilih para pemimpin bangsa karena melek politik bukan hanya mengerti situasi pemerintah, tetapi menentukan pemimpin bangsa yang akan mengatur semua kepentingan untuk 5 tahun ke depan. Dan yang terakhir yaitu masyarakat lebih mempedulikan masa depan Indonesia. Dari pendapat yang beragam, masyarakat pun memupuk rasa toleransi satu sama lain sehingga diskusi soal politik bisa berjalan lancar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H