Akankah setiap peristiwa masa lampau bisa disebut sebagai sejarah?
Peristiwa sejarah pasti terjadi di masa lalu, namun tidak setiap yang terjadi dimasa lalu bisa dikatan sejarah. “sejarah adalah memori yang dikenang banyak orang”. Peristiwa dimasa lalu yang katanya memberikan dampak kecil bagi sebagian orang tidaklah dikatakan dengan peristiwa sejarah.
Mengapa peristiwa Sejarah Itu Unik?
Dikatakan sebagai peristiwa sejarah saat peristiwa tersebut begitu luas pengaruh signifikasinya bahkan terkadang amat spektakuler sehingga peristiwa lain yang serupa mungkin saja terjadi dan berulang. Namun pada kenyatannya, kejadiannya tidak mungkin sama persis. Karena peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali. Sebab sejarah tidak mungkin pernah lepas dari objek dimensinya yaitu manusia, ruang dan waktu. Hingga dalam kejadian tersebut kemudian tercatat dan menjadi sebuah peristiwa sejarah yang diolah terlebih dahulu dengan klasifikasinya yaitu “what, when, where, who, why and how” tentulah sejarah mungkin dapat terulang namun peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dalam masanya.
Adakah upaya agar nama seseorang dapat tercatat dalam sejarah?
Menjadi tokoh sejarah masih dapat diupayakan seorang sejarawan, maka ia akan dikenal sebagai tokoh sejarah. Namun menjadi tokoh dalam sebuah peristiwa sejarah adalah sesuatu yang hampir tidak dapat diupayakan sebab korelasinya berkesinambungan dengan konsep peristiwa sejarah yang unik, berarti tidak hanya terjadi satu kali dan tidak dapat diprediksi apalagi diupayakan tanpa bukti. Mengupayakan agar nama seseorang tercatat dalam sejarah adalah dengan menuliskan biografinya, menulisnya dengan rinci seorang tokoh yang dianggap memiliki peran dan berdampak besar bagi pengaruh masyarakat serta lingkungannya. Tidak hanya hal-hal demikian saja yang ada pada diri seseorang tersebut namun juga mengumpulkan informasi, mengungkap akumulasi, nilai-nilai dan anggapan, perasaan, kejadian-kejadian, jasa, karya, dan segala hal.
Sejarawan dituntun mencintai kebenaran?
Ketidak mampuan manusia memutuskan segala sesuatu tanpa mengingat apa yang terjadi menuntut manusia untuk mempelajari sejarah yang mana dimasa depan nanti sejarah ini akan menuntut mahkluk sejarah untuk membangkitkan kesadarannya memupuk kebiasaan berfikir secara kontekstual, berfikir kritis, analisis, dan rasional yang disukung oleh fakta. Dalam tuntutannya, sejarawan akan terbiasa mengolah kebenaran dan buatan semata yang bersifat rekayasa. Dimana sejarah berperan menyadarkan pada titik dimana hal mendasar daripada aktualisasi dan faktualisasi sejarah adalah kebenaran, tidak takut menyatakan kebenaran dan takut pada kepalsuan.
Dengan sejarah dapatkah manusia meramal masa depan?
Terdapat pemikiran mengenai kemampuan manusia untuk meramal masa depan.
Ditinjau dari Pola Sejarah, Prof. Dien Madjid berpendapat bahwa meskipun sejarah tidak dapat diulang secara persis, terdapat pola-pola kejadian yang dapat diamati dari peristiwa-peristiwa masa lalu. Dengan memahami pola-pola ini, manusia dapat melakukan peramalan terhadap kemungkinan peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
Antisipasi Melalui Peramalan, Peramalan dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi pola-pola kejadian di masa depan. Dengan mengamati dan menganalisis kejadian-kejadian sebelumnya, individu atau masyarakat dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan yang akan datang.
Probabilitas dan Ketidakpastian, Prof. Dien Madjid menekankan bahwa ramalan adalah sesuatu yang belum pasti dan lebih bersifat probabilitas. Artinya, ramalan tidak menjamin kebenaran mutlak, tetapi memberikan gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi berdasarkan analisis sejarah.
Faktor yang Mempengaruhi Masa Depan, Dalam melakukan peramalan, banyak faktor yang harus diperhitungkan, seperti perubahan sosial, ekonomi, politik, serta kejiwaan para pelaku sejarah. Semua faktor ini dapat mempengaruhi arah dan bentuk peristiwa di masa mendatang.
Pentingnya Sejarah sebagai Pelajaran, Prof. Dien Madjid menekankan bahwa sejarah berfungsi sebagai guru yang memberikan pelajaran dan peringatan bagi manusia. Dengan mempelajari sejarah, individu dapat mengambil hikmah dan inspirasi untuk merancang masa depan yang lebih baik.
Seberapa Penting Peran Ilmu Dalam Sejarah?
Sejarah merupakan jembatan pengetahuan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Melalui pendekatan ilmiah, sejarawan berusaha membongkar lapisan-lapisan peristiwa untuk mengungkap makna tersembunyi di balik fakta-fakta historis. Setiap peristiwa memiliki kisah sendiri, dan tugas seorang sejarawan adalah mengurai benang-benang kompleks yang membentuk narasi sejarah. Bukan sekadar mencatat tanggal dan tokoh, melainkan memahami mengapa sesuatu terjadi, bagaimana hubungan antar peristiwa, dan makna yang terkandung di dalamnya.
Dalam sejarah sebagai ilmu didalamnya terdapat ciri ciri untuk memvalidasi nya, yakni:
Bersifat Empiris, Mempunyai Objek, Mempunyai Teori, Mempunyai Generalisasi, Mempunyai Metode.
Ilmu memberikan kacamata khusus untuk melihat sejarah. Ia tidak hanya menjadi saksi bisu, tetapi menjadi alat analisis yang membantu kita memahami dinamika perubahan sosial. Setiap dokumen, artefak, dan catatan menjadi potongan puzzle yang ketika disusun akan membentuk gambaran utuh tentang perjalanan peradaban manusia. Dalam setiap lembaran sejarah, tersimpan kisah tentang pergulatan manusia - tentang perjuangan, konflik, harapan, dan transformasi. Ilmu membantu kita membaca kisah tersebut tidak sekadar sebagai rangkaian peristiwa, melainkan sebagai narasi yang hidup dan bermakna. Sejarah bukan sekadar masa lalu, ia adalah cermin untuk memahami diri sendiri dan peradaban. Melalui pendekatan ilmiah, kita belajar dari keberhasilan dan kegagalan, memahami akar perubahan, dan merenungkan perjalanan panjang kemanusiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H