Mohon tunggu...
Khikmatul Kamila Al Yaqin
Khikmatul Kamila Al Yaqin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Antropologi Budaya UGM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Pendidikan Seksual Pada Anak Usia Dini

28 Juni 2024   12:10 Diperbarui: 28 Juni 2024   12:48 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan seksual harus disampaikan pada anak sedini mungkin. Pemahaman mengenai tubuh mereka, tentang cara menjaga kesehatan reproduksi, dan juga cara menjaga keamanan dirinya sendiri sudah harus ditanamkan sejak dini. Namun sayangnya, konsep pendidikan seksual yang sebagian besar masyarakat kita pahami adalah sebatas hubungan seksual antara pria dan wanita saja. Oleh karena itulah, tidak jarang orang dewasa pada masyarakat kita menganggap bahwa pendidikan seksual adalah ilmu yang tabu untuk diajarkan kepada anak-anak.  

Kurangnya pengetahuan seksualitas pada anak akan memberikan dampak yang negatif pada anak itu sendiri. Salah satunya adalah rentan menjadi korban kekerasan seksual. Menurut WHO (1999), pelecehan seksual pada anak adalah keterlibatan seorang anak dalam aktivitas seksual yang tidak sepenuhnya tidak dia pahami, tidak dapat memberikan persetujuan, atau yang melanggar hukum atau tabu sosial masyarakat. Hal tersebut terjadi karena anak-anak belum dapat mendefinisikan mana tindakan yang merupakan bentuk pelecehan, dan bagian tubuh mana yang hanya boleh disentuh oleh dirinya sendiri atau orang terdekat seperti orang tua (Azzahra, 2020).

Penanaman pendidikan seksualitas pada anak usia dini memerlukan peran dari berbagai pihak. Pihak pertama adalah orang tua yang memiliki tanggung jawab untuk mendampingi tumbuh kembang anak. Orang tua memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan seksual pada anak pra sekolah. Mereka bertanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya mencapai tahapan pertumbuhan tertentu. Pendidikan seks juga dapat dilakukan sejak lahir. Hal tersebut dilakukan dengan cara meminta izin kepada anak ketika membuka baju atau mengganti popok (Nugraha dan Wibisono, 2016). Meski belum bisa merespon, bayi akan belajar menghargai tubuhnya dan tubuh orang lain melalui cara sederhana ini.

Pendidikan seks pada anak usia dini dapat dimulai dari mengenalkan identitas diri, mengenalkan anggota tubuh mereka, serta menyebutkan ciri-ciri tubuh pada usia 3-4 tahun (Ciptiasrini dan Astarie, 2020; Dalgleish et al., 2008). Dalam tahap ini, anak diharapkan dapat mengetahui ciri tubuhnya dan juga batasan mengenai tubuh yang boleh dan yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. 

Berbagai cara dapat dilakukan oleh orang tua untuk menanamkan pendidikan seksual pada anak. Salah satunya adalah dengan menggunakan media gambar seperti poster bergambar tubuh, atau dengan menggunakan media audio-visual seperti; film atau video, dan juga melalui nyanyian sederhana. Cara yang lain adalah dengan berkomunikasi secara langsung dengan anak. Misalnya adalah dengan mengajak anak untuk mengusap perut anggota keluarga yang hamil, dan memberitahu bahwa ada adik bayi yang tidur di dalamnya. 

Semakin cepat anak belajar mengenai pendidikan seksual, maka anak akan semakin paham mengenai batasan-batasan, nilai, dan norma gender yang berada pada masyarakat. Pendidikan seksual juga penting bagi anak agar dapat melindungi dirinya dari ancaman kekerasan seksual, dengan cara melaporkan pada orang tuanya jika dia merasa bahwa batasan privasinya sudah dilanggar. Penting bagi orang tua untuk memiliki pemikiran bahwa pendidikan seksual bukanlah hal yang tabu, justru merupakan salah satu pendidikan yang penting untuk dimiliki seorang anak agar dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Referensi

Azzahra, Q. M. (2020). Pendidikan Seksual Bagi Anak Usia Dini : "My Bodies Belong To Me". Jurnal Pendidikan: Early Childhood, 4(1), 77-86. https://doi.org/10.35568/earlychildhood.v4i1.736

Ciptiasrini, U., & Astarie, A. D. (2020). Persepsi dan Peran Orang Tua Terhadap Pemberian Pendidikan Seksual pada Anak. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan 'Aisyiyah, 16(1), 19-26. http://dx.doi.org/10.31101/jkk.612

Child Protection Monitoring and Evaluation Reference Group, Measuring Violence against Children: Inventory and assessment of quantitative studies, Division of Data, Research and Policy, UNICEF, New York, 2014.

Nugraha, B. D., & Wibisono, S. (2016). Adik Bayi Datang dari Mana? Jakarta: Noura Books.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun