Mohon tunggu...
Khibban Nur Cahyo
Khibban Nur Cahyo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

masih terlalu dini memulai semuanya, hanya berkaca untuk saat ini dan masa lalu tidak untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ratapan Bumi dan Langit 1

10 November 2013   16:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:21 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ratapan bintang dan bumi

Terlalu indah kenangan denganya dan harus rela berpisah meski harus terluka kita berdua.entah kenapa kenangan muncul saat menatap bintang di langit, mungkin ini dinamakan terlalu indah untuk diriku tapi tak di dirinya yang hanya mampu melupakan kenanganya bersamaku, kini telah berubah dan aku dan dia harus rela berpisah, apakh ini merupakan semua kesalahan diriku bertemu denganya?

“dek namamu temanmu tuh siapa?” tanyaku saat bertemu denganya

“namanya endah wulandari mas” seru ayu arzia

“hehehehe manis ya tapi agak gemukan, ntar kirimin nomernya ya yu” tanyaku

“lha situ sudah putus sama mbak Lydia ta?” Tanya ayu arzia

“sudah dik, sudah ndak usah bahas dia dik” seruku sambil memujinya tapi dalam hati saja.

Kedektan denganya tak begitu lama, hanya meminta nomernya dari ayu arzia dan aku ingin berharap denganya untuk selamanya meskipun fisiknya tak mampu untuk bersaing dengan cewek masa kini yang berbodi bagai gitar biola. Wulan sangat terbuka dan aku kaget dia tak pernah tak percaya kalau dia tak pernah pacaran karena takut dengan kakaknya tapi bagiku tak masalah. Minggu wulan balik ke Surabaya setelah pulang dari nganjuk, ya di satu fakultas denganku bahkan se universitas di universitas negeri Surabaya di daerah lidah wetan.

“mas jemput di bungurasih ta?” Tanya wulan dalam telpon

“iya dek tapi sudah sampai mana?gresik hujan soalnya” tanyaku senang saat menjawab

“yaudah mas hati-hati kalau berangkat, jangan ngebut tak tunggu tapi bawa helm lagi ya” suaranya manis menjawab.

Sungguh manis dan indah merasakan cinta yang berkembang lagi, segera aku bergegas untuk bersiap menjemputnya, akan aku katakana bahwa aku suka denganya tapi kenapa aku merasa tak enak hati ini ada yang mengganjal, ada apa gerangan dengan hatiku?

“halo dek wulan di mana?” tanyaku keras dalam telpon

“di belakangnya mas iban” sahutnya dengan lembut

Aku toleh ke belakang dia tersenyum manis melihatku, sungguh mati aku rasanya seperti pertama kali bertemu dengan yang namanya wanita.aku menghampirinya.

“ sudah lama dek?” tanyaku basa basi

“ya barusan kok mas, langsung ke kos yam as, aku capek” sahutnya lembut

“ ayo makan dulu, aku mau ngomong penting sama kamu” pintaku sambil memberikan helm

“hem di mana mas?”

“ di royal mau?”

“jangan mas, capek aku soalnya aku tadi berdiri di bis”

“hah berdiri? Emange bangkunya gak ada ta?”gurauku

“gak ada yang kosong mas, pulang ya”

“yauda kita pulang tapi makan dulu ya”

Akhirnya aku mengajak dia makan di kfc, saat makan aku melihat kedua bola matanya, rasanya kau memeluk batinku wulan ya kau telah mencurinya dari mercesuar hatiku yang berda di tepi tebing berusaha mencari kapal yang mau bersandar di tebing hati yang terjal ini. Kedua bola matanya tak pernah telat untuk aku pandang.

“mas, tadi katanya mau ngomong penting sama aku?” tanyanya sambil minum soda

“dek aku suka sama kamu, juju raja dek saat aku bertemu denganmu bersama dahlia dan ayu arzia” jawabku tanpa menginjak rem sama sekali, benar sekali ucapan seorang yang di landa asmara ternyata begitu indah di telinga lawan jenisnya.

“ia mas aku juga suka sama mas iban tapi aku takud sama masku, dia melarang aku untuk menajlin hubungan mengatasnamakan cinta karena takud aku kenapa-kenapa mas” sahutnya ada perasaan sedih dalam ucapanya.

“ dik dalam hubungan kita tak ada orang lain, cuman ada kamu dan aku sehingga berbuah menjadi kita yang semakin menyatu dalam indahnya cinta kita” sambungku menyentuh tanganya.

Bintang d ciptakan untuk menemani bulan saat malam tiba, begitu eratnya bulan dan bintang menyatu dengan kekuatan sinar matahri yang di serap, terlalu indah bulan dan bintang itu.roda kembali berjalan menuju tempat peristirahatan sementara untuk kekasihku indah wulan di Surabaya, aku duduk termenung di sekitar danau unesa lidah wetan sambil melihat foto kekasihku itu, menginga kejadian pertama kali bertemu hingga hari ini sungguh indah, sungguh heran kenapa hati ini selalu teringat akan dia padahal aku sudah berkali-kali jatuh cinta dengan cewek sebelum-sebelumnya, sungguh ironis hati ini yang tak memiliki semua yang kasih aku inginkan.

Saat ini kenangan itu telah hilang dalam alunan hati ini, hanya berubah menjadi semua timbunan pasir yang di tengah gurun yang di terpa badai gurun cinta hanya bisa menangis meratap kepergianya. sungguh terlalu indah kenanganku denganya.

sering terlihat manis saat aku duduk termenung di tepi danau, mengingat denganya menunjuj bintang yang selalu bercerita akan cintaku denganya.

" mas iban sama mbak lydia aja, aku bukan terbaik untukmu mas, " matanya sembab,

ingin aku melihatnya tersenyum di pelukanmu wulan, hanya bisa menangis dalam hati ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun