Mohon tunggu...
Khoiru Wirawan W.
Khoiru Wirawan W. Mohon Tunggu... -

Pendidik | Mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Surakarta | yang berusaha memberikan manfaat bagi manusia lain

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Acara TV Tak Ramah Anak

11 Maret 2016   11:00 Diperbarui: 11 Maret 2016   11:47 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi anak menonton TV. (telegraph.co.uk)"][/caption]

Televisi (TV) merupakan salah satu teknologi media yang membawa kehidupan manusia lebih dekat dengan informasi yang ada dimanapun berada. Dahulu sebelum mengenal TV orang hanya bisa mendengarkan informasi dan hiburan melalui radio, kini dengan kemasan yang menarik semua stasiun TV berlomba membuat berbagai acara untuk berebut animo pemirsa.

Akan tetapi saat ini, kebanyakan acara TV tidak ramah anak. Realita ini dibuktikan dengan banyaknya adegan-adegan negatif yang sebenarnya tidak pantas ditonton anak-anak - seperti adegan kekerasan, kata-kata kasar, adegan percintaan, dan perilaku-perilaku negatif lainnya - padahal sebagian besar acara anak-anak yang disiarkan di tv ada adegan tersebut.

Tontonan tersebut akan cenderung membuat anak menjadi agresif, sesuai dengan pernyataan yang dikutip dari kidshealth.org menjelaskan bahwa "diantara sikap buruk karena terlalu banyak melihat TV - Anak-anak yang melihat tindak kekerasan di TV lebih cenderung menunjukkan perilaku agresif, dan takut bahwa dunia menakutkan"

Kepentingan-kepentingan para pembuat acara TV yang hanya memburu rating untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya, tanpa mempedulikan aspek pendidikan inilah yang kemudian memunculkan tontonan yang tidak sehat. Banyak orang tua yang merasa resah dengan siaran acara TV sekarang ini, karena perilaku negatif anak sering dipengaruhi oleh tontonan yang kurang baik sehingga anak menirunya. TV yang seharusnya menjadi media informasi dan pengetahuan justru malah mengajarkan perilaku negatif terhadap anak.

Dalam kasus ini peran serta pemerintah dan orang tua sangat dibutuhkan. Pemerintah melalui lembaga terkait sebagai pihak otoritas terhadap peraturan penyiaran TV yang sehat bagi masyarakat baiknya mampu menyeleksi tayangan TV untuk konsumsi masyarakat khusus nya anak-anak. Begitu pula Peran orang tua sebagai pihak otoritas terhadap pendidikan anak juga diharapkan mampu membimbing anak dalam menontoton acara TV yang sehat dan layak utnuk konsumsi anak.

Ada beberapa tips sederhana untuk orang tua dalam membimbing anak kaitannya dengan Tayangan TV:

  • Sebisa mungkin batasi anak atau keluarga dalam menonton TV terlebih untuk acara-acara yang kurang mendidik.
  • Seleksi terlebih dahulu konten acara TV yang akan ditonton anak, sebelum mereka melihatnya. atau dengan membatasi channel TV.
  • Berikan anak hiburan lain selain TV terlebih-lebih pada jam-jam rawan tayangan negatif, bisa dengan memberikan alternatif kepada mereka untuk membaca buku, bermain, atau dengan kegiatan fisik yang disukai anak. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan kreatifitas anak.
  • Berikan contoh terhadap anak dengan membatasi kegiatan menonton TV. bisa dilakukan dengan cara mengatur jadwal menghidupkan TV.
  • Dampingi anak saat melihat TV, dan coba bicarakan dengan mereka tentang apa yang ditontonnya kemudian berikan penjelasan dan pengertian, agar anak mengerti dan memahami.

Dengan peran Orang tua yang aktif dalam membimbing anak terhadap tayangan TV, anak tidak mudah terpengaruh tayangan TV dan perilaku anak lebih terarah.

Semoga Bermanfaat..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun