Rabu (11/12) sekitar pukul 09.30 WIB, sejumlah aktifis mahasiswa UIN yang kurang lebihnya mencapai 120 mahasiswa aktifis menggelar deklarasi lintas fakultas yang atas nama lintas Galaksi PMII yang sekaligus dibarengi oleh aksi demonstrasi untuk mempertegas kembali, bahwasanya mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menolak diterapkannya sistem UKT dan BKT.
Mereka menggelar aksi di pertigaan UIN Sunan Kalijaga yang disebut dengan “Pertigaan Revolusi”. Mereka menyuarakan hak-hak rakyat dan hak-hak pendidikan mereka yang katanya kampus UIN itu sendiri adalah “Kampus putih, kampus rakyat, dan kampus perlawanan”.
Jika kita mengetahuinya, UKT ditentukan berdasarkan nilai Biaya Kuliah Tunggal (BKT). BKT adalah keseluruhan biaya operasional setiap mahasiswa per semester pada program studi. Perhitungan BKT didasarkan Biaya Langsung (BL)dan Biaya Tidak Langsung (BTL) stelah dikurangi biaya Non Operasional (inverstasi) dan Biaya Rutin. Sementara itu, untuk menetukan besarnya UKT pemerintah membagi lima kelompok, mulai dari yang terendah hingga tertinggi. Kelompok-kelompok tersebut sesuai dengan ekonomi masyarakat.
Sisi lain odari diterapkannya kebijakan UKT besaran nilai UKT yang memilikiketerkaitan erat dengan BOPTN akan menimpulkan masalah pada pengelolaan Perguruan Tinggi. karena faktanya dana BOPTN dari pemerintah pusat cair tidak tepat waktu. Proses pelaksanaan UKT tidak lepas dari kerancuan.
Aksi yang dilakukan oleh sejumlah aktifis PMII tak hanya berhenti di pertigaan UIN dengan membakar ban dan berorasi saja. Akan tetapi, aksi tersebut dilanjutkan dengan memasuki kampus dan melanjutkan aksi di dalam gedung rektorat.
Sebelum mahasiswa diizinkn masuk kedalam gedung rektorat, terjadilah suasana ricuh yang melibatkan aksi baku pukul mahasiswa dengan satpam yang menjaga. Terlihat sandal dan kayu berterbangan kea rah barikade satpam.
Mahasiswa kemudian ditemui Pembantu Rektorat III UIN Maksudin. Bukannya negosiasi, mereka malah mencemooh pejabat rektorat tersebut dan memaksa masuk bertemu Rektor UIN Yogya Musa Asy’ari. Namun karena sedang ada rapat di luar, sehingga sang rektor tidak bisa menemui.
Setelah berada di dalampun mereka masih saja memaksa untuk menemui Rektor UIN Yogya Musa Asy’ari. Suasana memanas karena ditengah-tengah orasi yang dilakukan, ternyata ada orangyang memprofokatori aksi tersebut.
Mahasiswa berhasil menerobos barikade pengamanan kampus dan masuk gedung rektorat. Aksi memanas saat salah seorang mahasiswa membawa masuk ban bekas untuk dibakar. Petugas pengaman langsung merebut dan membawa keluar ban. Aksi saling pukul nyaris kembali terulang.
"Pemberlakuan UKT hanya akan memberatkan mahasiswa tidak mampu. Ini bentuk komersialisasi pendidikan. Pelaksanaan UKT juga rentan terjadinya pungli di kampus," kata korlap aksi, Wawan Barbara.
Setelah beberapa menit kemudian, aksi tersebut berakhir dan rencananya akan dilanjutkan pada hari sabtu untuk mengadakan audiensi tatap muka langsung dengan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Musa Asy’ari.(Khefti)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H