Mohon tunggu...
Khayla Devitri Novezia
Khayla Devitri Novezia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta

Seorang yang tertarik di bidang Psikologi dan Film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lingkung Seni Balerea, Pemberdayaan Masyarakat Desa Hambaro Lewat Budaya

19 Desember 2023   21:53 Diperbarui: 19 Desember 2023   22:29 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dengan perangkat Desa Hambaro

Bogor - Jawa Barat terkenal memiliki berbagai macam kesenian dan budaya yang beragam. Begitu pula dengan desa yang terletak di Kecamatan Nanggung,, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang dikenal dengan Desa Hambaro. Pada Jum'at, 15 Desember 2023, rombongan mahasiswi Universitas Islam Negeri Jakarta, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam telah melakukan studi lapangan yang di laksanakan di Desa Hambaro. Desa Hambaro merupakan desa yang sangat asri dengan sawah dan gunung yang senantiasa menjadi pemandangan indah ketika berkeliling desa.

Desa ini dikenal dengan aspek agamanya yang sangat kental dan adanya beberapa pondok pesantren membuat desa ini dijuluki sebagai "Desa Santri". Selain itu, desa ini memiliki aspek budaya yang sangat beragam, hal itu dikelola dengan baik oleh Pak Iyan, selaku pendiri Lingkung Seni Balerea. Lingkung Seni Balerea adalah wadah bagi masyarakat di Desa Hambaro untuk melestarikan dan  mengeksplorasi tentang kesenian dan budaya.

Lingkung Seni Balerea dirikan sejak masa pandemi. Karena adanya pembatasan aktivitas masyarakat serta anak dan remaja yang masih bersekolah harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh dari rumah, timbul rasa jenuh dari masyarakat desa sehingga Pak Iyan dan masyarakat desa sepakat untuk merintis Lingkung Seni Balerea. Pak Iyan menuturkan bawa banyak sekali kesenian yang dilestarikan di Desa Hambaro, mulai dari qasidah, marawis, akustik religi, tari jaipong dan pencak  silat.

Foto bersama Pak Iyan di Lingkung Seni Balerea
Foto bersama Pak Iyan di Lingkung Seni Balerea

Pada awalnya, Pak Iyan dan masyarakat sepakat membentuk grup qasidah yang diisi oleh para ibu-ibu. Grup qasidah tersebut latihan mandiri alias tanpa pelatih setiap seminggu sekali. Tentunya ibu-ibu disana sangat antusias, bahkan mereka sangat giat berlatih jika ada pentas atau lomba yang akan diikuti. Semangat para ibu-ibu terbayarkan ketika mereka memenangkan beberapa lomba qasidah.

Setelah kegiatan tersebut berjalan selama 3 bulan, Pak Iyan membuat grup marawis untuk remaja karena terjadi kekosongan kegiatan pada remaja di Desa Hambaro. Para remaja juga tak kalah semangat dalam latihan dengan didampingi pelatih. Grup marawis tersebut juga sering pentas. Lalu, juga dibentuk grup marawis untuk anak-anak.

Ada beberapa remaja yang sering nongkrong sambal bermain gitar. Dari para remaja tersebut, Pak Iyan mencoba untuk membentuk grup akustik religi, Grup akustik tersebut ternyata mendapat animo yang baik di masyarakat. Sesuatu yang awalnya tidak terfikir oleh mereka dan masyarakat sekitar akhirnya grup akustik religi bisa berkembang, bahkan manggung dari pentas ke pentas.

Karena sudah banyak kesenian yang berkaitan dengan religi, Pak Iyan juga ingin mengajak masyarakat melestarikan kesenian tradional terutama dari Jawa Barat. Pak Iyan pun membentuk perkumpulan tari jaipong yang anggotanya terdiri dari anak-anak. Tari jaipong memiliki pelatih dari luar desa yang datang sebulan sekali dan anak-anak biasanya melaksanakan latihan mandiri setiap seminggu sekali. Awalnya cukup banyak anak-anak yang ikut perkumpulan tari jaipong ini, namun lama-kelamaan hanya 7 orang yang masih bertahan. "Dari 20 ini, tersisa kemaarin sampai 7, sehari nggak ada 2(orang),  seminggu kemudian nggak ada 2(orang). Terseleksi akhirnya bertahan sampai 7 orang." Ujar Pak Iyan.

Diskusi bersama Pak Iyan tentang budaya di Lingkung Seni Balerea, Desa Hambaro
Diskusi bersama Pak Iyan tentang budaya di Lingkung Seni Balerea, Desa Hambaro

Pencak silat di Desa Hambaro sebenarnya sudah ada sejak dahulu. Namun, tidak dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Akhirnya Pak Iyan menggerakan kembali pencak silat dan mendapat apresiasi dari tokoh-tokoh kebudayaan pencak silat. Pada 2022 lalu, Desa Hambaro berhasil terdaftar resmi di Lembaga Kesenian Kabupaten Bogor yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Bogor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun