Ilmu adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki. Ada ungkapan bahwa ilmu adalah cahaya. Di mana ilmu bisa menerangi hati dan otak manusia sehingga hilang kebodohan sebagaimana cahaya mengusir gelap.
Orang sangat bersemangat dalam mencari ilmu. Memilih kampus yang keren dan bagus dengan tujuan mendapatkan ilmu yang banyak dan kelak bisa bermanfaay bagi diri dan keluarganya. Tak heran bila seseorang bisa mendapatkan gelar berderet dan pangkat yang tinggi di dunia kerja.
Namun satu hal yang sering kali orang lupa ketika menuntut ilmu. Hal yang perlu diperhatikan adalah adab. Dahulu para pencari ilmu lebih mengutamakan adab daripada ilmu. Belajar adab bertahun-tahun hingga setelah itu baru belajar ilmu.
Imam Syafii disuruh ibunya agar belajar adab terlebih dahulu kepada imam Malik sebelum belajar ilmu. Ada ulama yang belajar adab selama 30 tahun. Baru itu belajar ilmu.
Kenapa adab itu penting? Karena keberkahan ada di situ. Orang berilmu dan beradab ilmunya akan berkah dan jauh lebih nyata kebermanfaatannya. Sedangkan mereka yang berilmu dan tak beradab, kita tahu bajwa mereka banyak merusak orang banyak. Jauh lebih besar daya rusaknya daripada orang bodoh tak beradab.
Maka ilmu adalah pedang. Adab adalah kontrol untuk tidak gegabah dalam menggunakannya. Sehingga tidak merusak dan membawa bencana bagi banyak orang. Itu seperti pejabat atau mungkin akademisi yang memberikan banyak sekali contoh buruk kepada masyarakat. Atau bahkan bertindak tidak baik dengan mengajarkan keburukan dan membuat kebijakan yang menyengsarakan banyak orang.
Hal lucu terjadi di zaman ini bagaimana seorang pelajar malah berantem dengan guru di sekolah. Di mana letak keberadabannya? Itulah yang menyebabkan orang menjadi tidak berkah hidupnya.Â
Oleh karena itu, nasihat untuk siapapun dan terkhusus untuk yang sedang belajar seperti saya. Utamakan adab daripada ilmu. Bila seseorang punya adab, ilmu akan datang dengan mudah. Bila adab tak dipunya, ilmu tak akan datang kecuali dengan keburukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H