Mohon tunggu...
ukka hamty
ukka hamty Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Distopia Teknologi dan Virtual Reality Pokemon Go!

29 April 2017   17:07 Diperbarui: 29 April 2017   19:31 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DYSTOPIA TEKNOLOGI DAN POKEMON GO!

Perkembangan teknologi yang semakin mutkahir memungkinkan kita untuk terhubung satu dengan yang lain di tempat yang terpisah jarak yang sangat jauh sekalipun menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Hanya dalam hitungan detik kita dapat terhubung dengan seseorang yang berjarak ribuan kilometer dari tempat kita dengan telepon, video call, dan chat. Informasi menjadi lebih mudah. Dengan menggunakan mesin pencari Google kita dapat menemukan 2.560.000 hasil pencarian informasi hanya dalam waktu 0,3 detik. Sangat cepat bukan?.

Perkembangan teknologi ini tentu saja membawa manusia kepada banyak perubahan. Dulunya orang menempuh jarak yang jauh hanya dengan berjalan kaki atau memanfaatkan hewan untuk ditunggangi, seiring perkembangan teknologi manusia dapat menempuh jarak berkilo-kilo meter dengan kendaraan bermesin. Misalnya untuk menuju Kota Maros dari Tamalanrea dibutuhkan setidaknya sekitar 5 jam jalan kaki dengan jarak sekitar 30 Kilometer namun hanya sekita 1 jam dengan sepeda motor atau mobil. Perjalanan 1 hari 1 malam dengan kapal laut dari Makassar ke Surabaya hanya ditempuh dalam 1 jam dengan menggunakan pesawat terbang. Kalau dulu orang berkomunikasi dengan sanak saudara dan keluarga yang jauh dengan surat-menyurat dan harus menunggu balasan berhari-hari, sekarang hanya dalam sepersekian detik pesan dapat terkirim kepada orang yang dituju meskipun terkadang juga hanya sekedar di “read” atau bahkan diabaikan sama sekali.

Begitupun perubahan dalam kehidupan sosial manusia. Trend yang terjadi pada masyarakat urban saat ini adalah bangun pagi mengecek gadget, berkendara sambil bermain handphone meskipun berbahaya, jalan dengan memperhatikan gadget, berkomunikasi dengan layar handphone, bahkan sampai tidur kembali yang terakhir ditatap adalah layar gadget.

Merefleksikan bahwa teknologi sudah menjadi bagian esensial dalam kehidupan banyak orang. Perkembangan teknologi mengaburkan batasan antara media-media komunikasi yang ada, sehingga memunculkan fenomena konvergensi teknologi komunikasi. (Zhang, Y.E. Examining Media Convergence: Does it Converge Good Journalism, Economic Synergies, andCompetitive Advantages? P 22)

Namun, kemudahan yang dibawa oleh kemajuan teknologi tidak serta mertamendapatkan dukungan dari masyarakat secara keseluruhan. Namun, di tengah ubikuitas segala bentuk media komunikasi, ada individu-individu yang dengan sadar memilih untuktidak menggunakannya, bukan karena alasan-alasan tidak memiliki fasilitas komputer ataulayanan internet. Neo-luddisme: “a leaderless movement of passive resistance toconsumerism and the increasingly bizzare and frightening technologies of the computerage.” (Sale, K. America’s new Luddites.http://mondediplo.com/1997/02/20ludites.)

Paham ini menganggap bahwa teknologi memiliki efek negatif pada individual, komunitas dan lingkungan, karena adanya pertentangan antara teknologi dan nilai-nilai humanisme. Penganut neo-luddism memiliki ketakutan akan pengaruh yang tidak diketahuidari teknologi baru terjadi, ketakutan akan terjadinya dystopia. Komunikasi instan yangberkembang karena bantuan teknologi, merubah sesuatu yang sangat fundamental, yang mungkin menganggu dan mengurangi esensi hubungan personal antar manusia. Ada kemungkinan bahwa teknologi komunikasi instan akan menumpulkan sensibilitas dan sensitivitas manusia, melemahkan antisipasi, dan menghilangkan keharusan untuk mengenal orang lain tanpa harus diminta.

Begitupun dengan munculnya permainan Pokemon Go! yang berbasis Augmented Reality membentuk opini di masyarakat dan menimbulkan pro dan kontra tentang permainan tersebut.

Augmented Reality (AR) atau Realitas Tertambah adalah teknologi yang menggabungkan benda-benda maya (baik berdimensi 2 dan/atau berdimensi 3) dan benda-benda nyata ke dalam sebuah lingkungan nyata berdimensi 3, lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata agar terintegrasi dan berjalan secara interaktif dalam dunia nyata. (Wikipedia)

Augmented Reality bekerja berdasarkan deteksi citra, dan citra yang digunakan adalahmarker. Prinsip kerjanya adalah kamera yang telah dikalibrasi akan mendeteksi markeryang diberikan, kemudian setelah mengenali dan menandai pola marker, webcam akan melakukan perhitungan apakah marker sesuai dengan database yang dimiliki. Bila tidak, maka informasi marker tidak akan diolah, tetapi bila sesuai maka informasi marker akan digunakan untuk me-render dan menampilkan objek 3D atau animasi yang telah dibuat sebelumnya.

Muncul ketakutan-ketakutan tentang efek negatif yang ditimbulkan dengan munculnya permainan berbasis Augmented Reality. Bahkan trend permainan ini menimbulkan kekhawatiran pihak Badan Intelijen Indonesia terhadap keamanan kerahasiaan negara yang terancam dengan adanya game ini. Bahkan sampai ada himbauan yang dikeluarkan oleh pemerintah agar tidak memainkan Pokemon Go pada tempat-tempat vital negara dengan alasan keamanan dan kerahasiaan negara. Bahkan ketika saya mengetikkan kata kunci “kecelakaan akibat Pokemon Go” muncul 910.000 hasil pencarian dalam waktu 0.50 detik. Ada berita yang memberitakan kecelakaan lalu lintas akibat bermain Pokemon Go, perampokan, bahkan penemuan mayat saat bermain Pokemon Go.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun