Mohon tunggu...
Khatrine Capricia
Khatrine Capricia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta

Sport, Kpop,Cooking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keluarga Menjadikan Awalan untuk Mempelajari Nilai Budaya

15 September 2022   01:40 Diperbarui: 15 September 2022   01:42 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga yang menjadikan awalan kita untuk bisa mempelajari nilai-nilai budaya. Dalam buku Hubungan antara keluarga dan komunikasi dibuat jelas oleh Trenholm dan Jensen ketika mereka menulis, “Keluarga adalah konstruksi sosial, baik produk komunikasi dan konteks di mana komunikasi terjadi. Faktanya, itu adalah salah satu sumber pola komunikasi terkaya yang kita miliki.” (dalam Samovar et al., 2017), ini menjadikan keluarga merupakan satu-satunya sumber komunikasi yang terpercaya kita miliki walaupun kita bisa juga mendengarkan penadapat dari orang lain.

Singkatnya, ada variasi di antara dan di dalam budaya. Sebagai Rodriguez dan Olswang mengamati, “Masyarakat berbeda, antara dan di dalam budaya, dalam konsepsi mereka tentang sifat-sifat yang diinginkan pada anak-anak, dan oleh karena itu, kepercayaan dan nilai orang tua mungkin cukup berbeda ketika orang tua berusaha untuk mengembangkan ciri-ciri yang ditentukan secara budaya dalam diri mereka anak-anak." (dalam Samovar et al., 2017) ini mengartikan bahwa setiap orang tua mengajarkan nilai dan budaya berbeda-beda dengan mengetahu karakter dan juga sifat dari setiap anaknya.

Ambil contoh dari budaya saya sendiri yaitu budaya tionghoa dikarnakan papa mama saya berasal dari Kalimantan barat tepatnya di Pontianak, setiap daerah pasti punya nilai-nilai budaya yang beda lalu dari keluarga saya sendiri yaitu sudah pasti kita selalu menghormati orang yang lebih tua dengan panggilannya masing-masing, lalu kita tidak boleh mengambil makan terlebih dahulu kita harus menunggu orang yang lebih tua mengambil makannya terlebih dahulu , saat sedang makan kita tidak boleh yang namanya mengetuk alat makan atau seperti membunyikan alat makan dan juga menusuk sumpit pada nasi karna itu dinamakan pamali karna itu hanya boleh dilakukan saat sembahyang untuk memberikan makan kepada orang yang sudah meninggal.

Contoh lain yang diajarkan oleh orang tua saya itu merupakan kita selalu bersama bersembahyang pada hari-hari yang sudah tertera pada kalender china, ada salah satu hari yang dinamanakan Cheng Beng yaitu merupakan hari dimana kita sekeluarga pergi untuk sembahyang makam, dimakan kita pada subuh hari pergi ke makam dan kita berdoa kita memberi makan leluhur lalu kita juga memberikan seperti kertas-kertasan yang dalam arti itu merupakan uang untuk mereka dialamnya kita juga memberikan seperti pakaian, rumah-rumahan, alat-alat elektronik, perhiasan itu semua terbuat dari kertas , sesudah kita semua sembahyang kertas yang kita ingin berikan kepada mereka itu kita bakar dan menyebutkan nama agar sampai kepada keluarga yang sudah tiada, kebudayaan seperti ini masih diajarkan kepada kita agar kita tidak lupa kepada leluhur kita sebelumnya. Dari situ juga bisa dilihat banyak peran penting bagaimana orang tua yang mengajarkan dan bisa mejadikan kita bisa paham tentang nilai-nilai budaya yang dari awal kita tidak mengerti apa nilai budaya dari daerah kita sendiri.

Tetapi ada juga nilai budaya yang nenek moyang yang sudah tidak diajarkan lagi kepada kita  generasi selanjutnya seperti pada zaman nenek moyang kita banyak orang pedalaman Kalimantan yang melakukan penyembahan ritual tetapi itu hanya kepercayaan masing-masing, tetapi orang tua saya tidak pernah yang namanya melakukan penyembahan secara ritual mereka menyuruh saya untuk dengan hanyalah sembahyang atau pergi berdoa ke wihara, jangan sampai kita melakukan hal ritual seperti itu karna itu merupakan hal yang menyembah berhala sangat merugikan kita sendiri pada akhirnya.

Dari penjelasan yang saya berikan keluarga merupakan salah satunya sumber informasi yang selalu kita percaya, dan kita juga banyak belajar dari orang tua kita bagaimana dengan nilai-nilai budaya daerah kita dan mereka menanamkan budaya itu kepada kita agar kelak kita bisa memberikannya kepada generasi selanjutnya dan nilai budaya ini tidak akan akan pudar atau hilang, kita harus menjaga atau melestarikan nilai budaya yang sudah kita terima karna ini merupakan ajaran yang sangat bermanfaat untuk kita pelajarinya.

Daftar Pustaka:

Samovar,L.A, Porter, R.E ,McDaniel, E.R, Roy,C.S .Communication:Between Cultures. 14th edition. Cengage Learning. Boston:USA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun