Mohon tunggu...
Khasbi Abdul Malik
Khasbi Abdul Malik Mohon Tunggu... Guru - Gabut Kata.

Panikmat Karya dalam Ribuan Tumpukan Kertas.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

#Jumpa: Part 3, Sosok Tersayang

29 Juni 2020   06:07 Diperbarui: 29 Juni 2020   06:25 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Setiap orang memiliki sosok spesial yang hadir dalam hidupnya. Sebut saja sosok itu adalah ibu, kemudiah ayah. Taukah kamu, seruan yang pertama yang harus kamu taati, yaitu ibu. Disebutkan sebanyak tiga kali, ibumu, ibumu, dan ibumu. Setelah itu, seruan menaati ayahmu. Disebutkan satu kali. Seruan ini, wajib dikerjakan oleh semua anak yang masih memiliki orang tua.

Hal ini, menandakan bahwa mereka berdua (orang tua) merupakan sosok terhebat menurut kacamata anaknya masing-masing. Jika kamu memiliki harta setinggi gunung, tak akan mampu membayar semua pengorbanan orang tua. Sebab mengapa, melahirkanmu saja mempertaruhkan nyawa. Apa semurah itu kah nyawa seorang ibu hingga kamu tega menyandingkannya dengan tumpukan harta setinggi Semeru. Betapa durhaka dirimu.

Hari ini dan esok, tetap menjadikan keduanya tersayang. Bukan karena tanpa alasan. Tetapi, lisan ini tak mampu mengucapkan alasan menyayanginya, terlalu besar. Jika dituliskan, ribuan kata pun tak bisa mewakili. Maka, hanya satu hadiah terbaik untuk keduanya; menjadi anak Sholeh dan Sholehah. Kedua istilah ini dikenal dalam Islam.

Apabila saat ini kamu masih acuh tak acuh terhadap orang tua, paksakan untuk menyanyangi. Jika kamu belum menelfon, ambil handphone, telfonlah. Jika kamu bertahun-tahun lamanya tak kunjung pulang, rencanakan sekarang untuk pulang. Sebelum waktu itu berkata, "Kamu sudah terlambat," kembalilah kepangkuan orang tua segera. Karena penyesalanmu tak akan merubah takdir Tuhan yang telah ditetapkan.

Anak laki-laki jika ditanya perempuan pertama yang paling disayang, kemudian menjawab dengan lembut, "Ibu." Dia dalam hakikat cinta dan kasih sayang. Begitupula dengan anak perempuan, jika ditanya sosok laki-laki pertama yang paling disayang, kemudian menjawab dengan lirih, "Ayah". Dia memiliki ketulusan cinta dan kasih sayang. Apabila kamu menemukkan laki-laki ataupun perempuan seperti ini, janganlah marah karena kamu dicintai setelah cinta keduanya. Apakah masih ada di zaman sekarang? Iya masih ada, dan itu kamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun