Usaha Kecil dan Menengah singkat saja dengan UKM secara tidak langsung terkana dampak akibat pendemi, UKM sangat terpukul. Karena mereka tidak dapat melakukan kegiatan secara lengsung, Physical Distance.
Walaupun sudah ada anjuran Work From Home (WFH), namun tidak semua kegiatan usaha dapat dilakukan di rumah. Apalagi jika UKM yang sedang digeluti belum terintegrasi dengan industri 4.0.
Saya amati pendapat Bossman Sontoloyo, Mardigu WP, yang mengatakan bahwa saat ini bisnis yang tidak terkena dampak pandemi yaitu, makanan, delivery system, tekhnologi, spiritual event, dan helth system.
Saya sangat setuju dengan pendapat dan pengalaman Bossman, karena semuanya berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan. Saat ini, kita dituntut untuk stay a way from the market. Artinya, kemampuan bisnis UKM ditantang di tengah pandemi.
Sederhananya seperti ini, kemampuan jati diri kita dalam berbisnis dituntut untuk dapat memantulkan balik ketika kita dalam keadaan jatuh. Faktanya, semua UKM kita dalam keadaan down. Sikap ini yang harus bisa dilakukan yaitu, "Seberapa banyak kita bisa memantulkan ketika harus jatuh."
Bossman memberikan data, bahwa UKM saat ini memang terpukul. Tetapi, ada 30 persen UKM kita tidak terkena dampak pandemi karena sistem yang dibangun sudah berbasis digital, alias diintegrasikan dengan industri 4.0.
Mardigu Bossman menawarkan secara gratis bagi UKM yang belum terintegrasikan industri 4.0 agar mendaftarkan UKM-nya di Flatform rifeed.id. kesempatan ini ditawarkan sampai akhir bulan Juli. Selamat mencoba.
Selanjutnya, aku coba uraikan langkah yang diambil oleh Sandiaga Salahuddin Uno bertajuk, "Vita-Preneur, Tips Imunitas UMKM di tengah Ancaman Pandemi":
Pertama, Cash is a King. Amankan likuiditas jaga solvabilitas. Analisis pemotongan biaya yang tidak menghasilkan pendapat untuk amankan fungsi bisnis utama. Mutakhirkan rencana bisnis, buat yang baru dengan memasukkan mitigasi krisis. Prediksi kebutuhan dana untuk 3 bulan ke depan.
Bisnis yang bagus dapat mengelola keuangan yang berjenis cash. Â Karena ke depannya dinilai sangat berat. Akan tetapi, juga bisa melakukan penundaan uang tunai, mementingkan pengeluaran tunai untuk hak-hak seperti karyawan, dan THR.
Jadi penundaan tunai bukan pada orangnya. Melainkan pada kebutuhan yang tidak perlu saat-saat pandemi seperti ini. Kita harus bisa memprediksikan keuangan, dalam 3 bulan dan 6 bulan ke depan. Dan harus beradaptasi dengan tekhnologi.