Hello blogger, kompasianer ataupun temen-temen yang sempat membaca tulisan ini. Aku ingin berbagi sedikit ilmu perihal kelas online, "A to Z Kompasiana Optimasi Konten Blog Kamu di Kompasiana," Kamis (9/4), pukul 16:00-18:00, bersama Widha Karina, Content Superintendent.
Sebelum kita menulis di media cetak, atau ingin menerbitkan karya/naskah, sebaiknya kita mengenal terlebih dalu ciri khas masing-masing penerbit atau media cetaknya. Beyond Blogging, atau dikenal dengan platform blog dan publikasi online, juga memiliki konten-konten yang harus difahami bagi kompasianer pemula.
Sebagai contoh, dalam kinerja Kompasiana terdapat beberapa poin penting yang harus kalian ketahui di antaranya seperti; pola kerja Kompasiana, kalayakan konten, dan headline material. Bahkan bisa jadi, kalian pun harus ngeh jam kerja Kompasiana. Dengan harapan, aktikel yang kita update sesuai dengan ketentuan jamnya masing-masing.
Sebagai informasi, Kompasiana bekerja selama 24 jam, 5-7 shift per-hari, dengan 19.575 artikel per-bulan, per-harinya berjumlah 631 artikel. Sedangkan dalam hitungan per-jam, ada sekitar 26 artikel. Cara kerja tim Kompasiana dengan menghabiskan waktu 2,3 menit per-artikel. Ini hitungan  di bulan Maret.
Setiap artikelnya, tim Kompasiana memeriksa komponen-komponen penting yang menjadi standar kerja mereka seperti; kreator, kategori, judul konten, gambar, isi kemasan/bobot konten dan lebel. Tetapi, dalam kategori perlombaan artikel, Kompasiana memiliki kebijakan khusus dengan mengunci setiap artikel perlombaan agar tidak terjadi edit ulang artikel.
Apabila ada yang bertanya tentang kasus hoaxs terbanyak yang ditangani tim oleh Kompasiana adalah konten kesehatan. Dengan demikian, konten kesehatan di Kompasiana menjadi perhatian serius. Cara kerjanya, artikel kesehatan yang masuk di Kompasianan lebih mudah dipercaya apabila penulisnya berprofesi sebagai dokter.
Selain itu, dalam disiplin bahasa baku, Kompasiana tidak membatasi para konten kreator/kompasianer untuk mengekpresikan tulisannya harus dengan bahasa Indonesia baku. Karena masing-masing berhak untuk menulis dengan gaya bahasanya tanpa meninggalkan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan bener. Hal ini lebih menarik dan mudah diterima oleh semua lini pembaca.
Kasus lainnya yang sering ditemukan tim Kompasiana yaitu copy and paste, bahasa anak sekarang menyebutnya copas. Ini juga menjadi perhatian serius, karena tidak dinafikan bahwa seorang prfesional saja kerap melakukan hal ini. Tetapi, menjadi catatan penting bagi konten kreator/kompasianer tidak menjadi candu copas. Cara sederhana, dengan melakukan parafrase tulisan dari berbagai sumber, tidak hanya satu sumber, ditambahkan opini pribadi.
Selanjutnya, pelanggaran konten terbesar yang sering terjadi di Kompasiana adalah orisinalitas gambar, copas, dan kutipan. Karena ketiga poin tersebut sudah memiliki standar baku di Kompasiana. Kasusnya seperti, tidak mencamtumkan sumber gambar, dan standar ukuran gambar. Bahkan dalam kasus kutipan, banyak konten kreator/kompasianer tidak mengola ulang kutipan tersebut dan baiknya memang dengan mencantumkan sumber data.
Cara mudah yang diberikan oleh tim Kompasiana perihal di atas, dengan mencantumkan sumber gambar, kemudian memeriksa sumber gambar di google (asli atau tidak), klik kanan pilih "Search google for image," dan lihat ukuran pixel.Â
Ukuran pixel terbesar bisa jadi sumber orisinil gambar, atau gambar yang sudah dibeli oleh beberapa kreator dan sudah mendapatkan izin resmi. (catatan: standar gambar di Kompasiana 1000-1500 pixel).