Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, kancah hiburan musik Indonesia disuguhkan pada salah satu aliran musik baru yang dinilai berbeda dari berbagai jenis genre musik yang dikenal selama ini oleh masyarakat. Adalah musik indie, yang masyarakat saat ini kenal sebagai sebuah genre musik yang cenderung bernilai idealis dan memiliki nilai seni lebih tinggi.
Terlepas dari makna definitif dari musik indie itu sendiri, oleh masyarakat kebanyakan, musik indie dianggap berbeda, karena apabila dilihat dari segi lirik lagu maupun bentuk aransemen musiknya, musik indie tidak sama dengan kerangka musik kebanyakan yang selama ini mainstream di pasaran macam musik pop, jazz, rock bahkan EDM sekalipun. Seolah genre musik indie memiliki dunianya sendiri diluar genre mainstream tersebut.
Karena secara musikalitas berbeda, maka cara memperdengarkannya pun, oleh sebagian penikmat musik indie, lagu-lagu indie harus dilakukan dengan cara atau ritual yang berbeda pula, seperti diperdengarkan hanya pada waktu sore hari sambil menikmati kopi misalnya.
Berbekal dengan konsep anti mainstream itu pula, praktis telah menghantarkan musisi-musisi indie tanah air untuk dapat berkembang dengan cepat serta ikut bersaing dengan berbagai musisi pop atau rock yang lebih senior dalam kancah perindustrian musik di Indonesia.
Sebut saja lagu Akad oleh Payung Teduh. Pada tahun 2017, lagu ini sangat meledak di pasaran, merajai berbagai tangga lagu baik di radio maupun di aplikasi musik livestream hingga pada akhirnya lagu ini menyabet berbagai penghargaan bergengsi. Sehingga membuktikan bahwa keberadaan musik indie di tanah air mulai dapat diperhitungkan secara nyata.
Merebaknya pesona musik indie di tanah air, tentu tidak lepas atas ke-khasan yang dimiliki oleh musik tersebut. Hal yang paling mencolok atau ciri khas yang terdapat dalam musik indie, salah satunya adalah pemilihan kata dalam lirik lagu. Dapat kita temui dalam berbagai lagu indie, dimana pasti hampir semua lagu indie memiliki lirik lagu yang bernada puitis, sastrais dan frontal sekalipun.
Pemilihan kata dalam lirik lagu indie, tidak hanya terpaku pada lirik lagu dengan konsep percintaan, persahabatan, atau keluarga yang dibalut dengan musikalitas yang melankolis.
Lebih daripada itu, oleh beberapa musisi indie, lirik dalam lagu mereka, mereka terjemahkan, berdasarkan dari berbagai kejadian sosial yang terjadi di masyarakat. Mulai dari ketimpangan sosial, kemiskinan, ketidakadilan, tumpulnya penegakan hukum hingga persoalan korupsi pun, oleh musisi indie, diterjemahkan dalam bentuk lagu yang tidak kalah indah.
Eksistensi musik indie dengan lirik lagu yang bernuansa kritik atau kecaman atau protes keras ke berbagai pihak (khususnya lembaga negara) ini pun bukan berarti tidak mendapatkan penikmatnya di masyarakat, justru dengan adanya jenis musik yang demikian, seolah-olah  menjadikan hiburan musik Indonesia telah melampaui suatu batas normatif yang selama ini dikenal oleh masyarakat.
Lantas bagi sebagian masyarakat, hadirnya jenis lagu yang demikian, secara tidak langsung membawa angin segar baru, setelah sekian lama hanya disuguhkan dengan konsep musikalitas yang hampir sama. Sehingga, sama seperti genre musik lainnya, musik indie pun, perlahan memiliki basis fans atau penikmat karya lagu tersebut yang tersebar luas di Indonesia.
Selain berfungsi sebagai sumber hiburan, bagi sebagian masyarakat yang lain, hadirnya musik indie yang demikian, merupakan sebuah media bagi masyarakat untuk meluapkan ekspresi kekecewaan mereka terhadap buruknya kinerja suatu lembaga negara, bukan main-main, dalam hal ini, musik indie menjalankan perannya sebagai media kritik bagi mereka terhadap hal-hal yang berkenaan dengan berbagai persoalan sosial, umpamanya persoalan sosial kemanusiaan.