Mohon tunggu...
Khasan Ashari
Khasan Ashari Mohon Tunggu... Diplomat - Liverpool FC | ASN | Penulis

Penulis buku "Pernah Singgah: Inspirasi dari Perjalanan Keliling Eropa" (Elex Media Komputindo, 2019)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Politisi Umur 31 Tahun Akan Jadi PM Austria

16 Oktober 2017   08:26 Diperbarui: 19 Oktober 2017   17:06 3544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebastian Kurz saat bertemu Presiden Iran Rouhani. Sumber foto: cgd.co.th

Hari Minggu (15/10) Austria menggelar pemilu legislatif. Seperti diduga, Partai Rakyat (OVP) mendapatkan suara terbanyak. Sesuai tradisi partai yang mendapatkan suara terbanyak akan mendapat mandat membentuk pemerintahan. Dengan demikian pimpinan OVP Sebastian Kurz - politisi kelahiran 27 Agustus 1986 - hampir dipastikan akan menjadi Perdana Menteri Austria. Kurz akan menjadi perdana menteri dalam usia yang sangat muda: 31 tahun!

Hasil penghitungan suara tidak resmi terakhir menunjukkan OVP meraih 31,6% suara. Sementera itu Partai Sosial Demokrat (SPO) --yang pada pemilu 2013 keluar sebagai pemenang-- meraih 26,9% suara diikuti Partai Kebebasan (FPO) yang meraih 26% suara.

Pemilu kali ini diselenggarakan setelah Partai Rakyat yang dipimpin Kurz menyatakan mundur dari pemerintahan koalisi yang dibentuk berdasarkan hasil pemilu 2013. Koalisi terdiri dari dua partai yaitu Partai Sosial Demokrat (sebagai senior partner) dan Partai Rakyat (sebagai junior partner). Pada pemerintahan tersebut Kurz menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. Kurz dilantik sebagai Menlu saat berumur 27 tahun. Dia menjadi menlu termuda di Eropa, bahkan mungkin di dunia.

Bulan Mei 2017 Kurz terpilih menjadi ketua Partai Rakyat. Setelah terpilih dia langsung melakukan reformasi internal partai. Terpilihnya Kurz dan reformasi Partai Rakyat ternyata disambut baik oleh publik Austria. Hasil jajak pendapat menunjukkan popularitas Partai Rakyat dan Kurz meningkat tajam. Merasa di atas angin, Partai Rakyat mengundurkan diri dari pemerintahan koalisi. Konsekuensinya pemilu harus segera digelar. Kalkulasi politik yang sangat matang dilakukan oleh Partai Rakyat. Mereka sangat percaya diri jika pemilu dilakukan sekarang - saat mereka sedang populer - mereka akan keluar sebagai pemenang.

Partai Rakyat berhaluan tengah-kanan. Artinya mereka mengusung kebijakan nasionalis namun moderat. Namun dalam kampanye Partai Rakyat menunjukkan kecenderungan bergeser ke kanan. Mereka antara lain mengusung isu-isu pembatasan imigran dan pandangan skeptis terhadap keanggotaan Austria di Uni Eropa. Ternyata isu tersebut mampu mendongkrak perolehan suara.

Pertanyaan yang mengemuka setelah pemilu adalah partai mana yang akan diajak berkoalisi oleh Kurz. Parlemen Austria memiliki 183 anggota. Untuk memerintah diperlukan status mayoritas dengan 92 kursi. Partai Rakyat diperkirakan akan mendapatkan 62 kursi. Artinya mereka memerlukan junior partner di pemerintahan koalisi.

Kemungkinan pertama adalah berkoalisi dengan Partai Sosial Demokrat yang duduk di posisi kedua. Namun banyak pengamat pesimis kombinasi ini akan muncul. Karena Partai Rakyat baru saja memutuskan mundur dari koalisi dengan Partai Sosial Demokrat. Terlalu banyak perbedaan yang muncul selama kedua partai ini bersama-sama duduk di pemerintahan.

Kemungkinan kedua adalah koalisi Partai Rakyat dan Partai Kebebasan. Jika terjadi, koalisi ini akan mendapatkan perhatian banyak pihak. Mengapa? Partai Kebebasan (FPO) berhaluan ultra kanan. Mereka sangat nasionalis, anti imigran dan sangat kritis terhadap Uni Eropa. Koalisi Partai Rakyat-Partai Kebebasan akan membuat pemerintahan Austria berhaluan kanan.

Publik masih harus menunggu partai mana yang akan diajak berkoalisi oleh Sebastian Kurz. Tentu saja dia dan pimpinan Partai Rakyat akan melakukan kalkulasi politik secara hati-hati sebelum menentukan siapa yang akan diajak sebagai junior partner.

Terlepas dari partai mana yang akan diajak berkoalisi, dan juga bagaimana garis kebijakan pemerintah Austria nantinya, Sebastian Kurz telah menorehkan prestasi yang luar biasa. Pada usia 31 tahun dia berhasil memimpin partainya menang pemilu. Jika dia dipilih sebagai perdana menteri (atau disebut kanselir di Austria) dia akan menjadi pemimpin pemerintahan termuda di Eropa.

Slogan "yang muda yang berkarya" benar-benar terwujud di Austria. Bagaimana dengan Indonesia? Kapan kita akan memiliki pemimpin muda seperti Sebastian Kurz?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun