Pencitraan itu pun sedikit demi sedikit meluluhkan hati warganet sampai-sampai disebut sebagai wapres terbaik.
"Tombol wapres terbaik," tulis @wafa.ulil di kolom komentar salah satu postingan Instagram Gibran saat membagikan makanan bergizi gratis di SMP Negeri 270 Jakarta.
"Baru kali ini merasa punya wakil presiden yang sebenarnya," kata @uut_m dalam kolom komentar yang sama.
"Iya biasanya wakil presiden tidak pernah kelihatan batang hidungnya," timpal @skywife33.
"Mantap lah wakil presiden yang sekarang mah kerja nyata gak makan gaji buta," tambahnya.
Tentu saja komentar-komentar semacam itu bisa muncul karena pengaruh politik Jokowi secara tidak langsung.
Memilih Ma'ruf Amin yang kurang aktif di media sosial bisa mengangkat nama putranya setelah berhasil menjabat sebagai wapres dan gercep melakukan berbagai pencitraan.
Gak ada yang salah kok, justru menurut saya ini adalah langkah politik yang jitu untuk mengambil hati masyarakat.Â
Bisa dilihat saat Gibran banyak dikritik, justru masyarakat yang kepincut akan langsung membela mati-matian.
Yah mau tidak mau di era media sosial ini masyarakat bisa dengan mudah terpolarisasi. Ditambah kehadiran buzzer politik yang jasanya laris dilirik penguasa bisa dengan mudah membuat benteng pelindung untuk mempertahankan kekuasaan kliennya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H