Diketahui bahwa 3 penjaga khusus Samura berlatar belakang sebagai seorang ninja dari klan Makizumi.
Sudah menjadi tradisi klan mereka untuk mengabdikan diri pada sosok majikan dan bekerja sepenuh hati untuk melindunginya.
Bahkan dalam pengakuan mereka, Makizumi mengesampingkan ego sendiri dan selalu sedia mempertaruhkan nyawa.
Namun nyatanya, ideologi itu sangat bertolak belakang dengan Samura dan ditolak mentah-mentah.
"Hidup sebagai alat, demi melindungi majikan... Aku tak butuh hal seperti itu," tegas Samura pada bawahannya.
Salah satu pengguna pedang sihir itu juga memberikan ceramah kepada penjaganya untuk tidak lagi mengorbankan diri sendiri dan menempatkan diri sebagai alat.
"Selagi kita hidup bersama di kuil ini, tidak perlu sungkan untuk saling merepotkan satu sama lain," tambahnya.
Kembali ke Pertarungan
Tim Samura tengah menghadapi situasi terdesak karena serangan penyihir Hishaku dan pasukannya yang tiada henti. Ditambah penggunaan Datenseki membuat para musuh memiliki fisik yang sangat kuat.
Hadirnya salah satu petinggi Hishaku dalam pertempuran itu membuat Samura, Uruha, dan Makizumi kewalahan dan membuat mereka makin tersudut.