Seperti yang diketahui, saat ini harga LPG terus merangkak naik akibat dampak dari kondisi politik dunia yang sedang tidak stabil. Hal ini menjadi bagian dari defisit neraca transaksi berjalan serta sudah semestinya menjadi concern pemerintah. Hilirisasi batubara Indonesia saat ini masih dalam tahap perencanaan atau pembangunan.Â
Oleh karena itu, penulis memiliki program prioritas yang diharapkan dapat segera menjadi "angin segar" untuk kebutuhan LPG Indonesia dan mengurangi ketergantungan terhadap impor. Gambaran dari konsep prioritas hilirisasi gasifikasi batubara adalah sebagai berikut. IMPOR SAAT INI PROYEK GASIFIKASI TARGET - Harga LPG = 650 -- 700 US$/ton (dibutuhkan 10 triliun/1juta ton LPG) - 1 juta ton LPG = 1,4 juta ton DME (dibutuhkan investasi 30,5 triliun rupiah) - 2025 (investasi)Â
Pada ilustrasi tersebut menjelaskan bahwa ketika Indonesia segera menentukan target program hilirisasi batubara, maka Indonesia akan menghemat cadangan devisa dan neraca perdagangan dengan pengurangan impor LPG sebesar -1 juta ton/tahun.Â
Nilai tambah dari proyek gasifikasi batubara antara lain dapat menarik investasi dengan nilai yang cukup tinggi, mengoptimalkan industri domestic yang melibatkan tenaga kerja local dengan keuntungan sejumlah penyerapan tenaga kerja. Tidak hanya itu, dengan konsep priioritas gasifikasi batubara diharapkan dapat meningkatkan kebutuhan energi dalam nasional, memberikan multiplier effect yang bermanfaat langsung untuk penerimaan pajak dan non pajak pemerintah selama 30 tahun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H