Ilmu merupakan salah satu aspek terpenting dalam hidup. Ilmu merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati secara sistematik dan telah diuji dengan menggunakan berbagai metode yang telah diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dalam perspektif Islam, ilmu merupakan pengetahuan mendalam hasil dari usaha yang penuh kesungguhan (ijtihad) dari para ilmuwan muslim (ulama) atas persoalan-persoalan duniawi dan ukhrawi dengan berlandaskan kepada wahyu Allah (Al-Qur'an dan Hadits).
Iman secara harfiah berarti kepercayaan. Ada tiga syarat pergeseran dari kepercayaan menjadi keyakinan, yaitu iman meresap kedalam hati, menghayati, menjiwai, lalu mengakar hingga terbentuk hati yang kokoh. Keyakina itu mestilah diikat dengan ilmu. Ilmu sendiri memiliki tiga tingkatan:
1. Melahirkan pengetahuan
2. Menghasilkan pengertian
3. Menciptakan pemahaman
Manusia dapat mengetahui suatu kebenaran dengan cara mempelajari ilmu yang sudah ada dengan bantuan rasio mengenai pengetahuan tentang hal tersebut, dibuktikan berdasarkan fakta yang objektif. Misal ingin mengetahui tentang air, bisa diketahui berdasarkan ilmu pengetahuan yang ada. Bagaimana ciri-cirinya, warnanya transparan, menyesuaikan bentuk mengikuti wadahnya, bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, dan seterusnya. Tetapi ilmu yang didapat berdasarkan fakta kebenaran pun bisa saja memiliki celah, adakalanya penyampaian ilmu tersebut tidak disampaikan secara sempurna.
Namun ilmu yang digunakan dengan bijaksana dapat membuat manusia semakin pandai dan akan semakin jujur dengan pendapat yang dimilikinya. Tidak merasa dirinya yang paling baik, tidak merasa dirinya yang paling benar. Karena kebenaran yang mutlak hanya dimiliki oleh Allah Swt.. Seseorang yang antusias dalam meningkatkan kualitas dirinya melalui ilmu dan iman dapat menghubungkan kedua hal itu dengan baik. Bahkan menjadikan ilmu sebagai batu loncatan untuk memperkuat keimanan. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa iman yang kuat harus diikat oleh ilmu, ilmu yang diamalkan. Dengan kedua hal itu, seorang muslim akan mendapakan dua kenikmatan yang luar biasa, yakni kenikmatan dunia dan kenikmatan akhirat. Terlebih jika Allah meningkatkan derajatnya. Maka kekuatan ilmu itulah yang dapat menghasilkan iman yang kuat.
Zaprulkhan menuliskan, sumber untuk mendapatkan ilmu menurut perspektif Islam ada tiga, yaitu:
1. Indra-indra eksternal. Dengan indra ini pengamatan dan esperimen dapat dilakukan.
2. Intelek yang tidak dikotori oleh sifat-sifat buruk (yang menguasai kehendak-kehendak dan khayalan-khayalan, dan bebas dari peniruan buta)
3. Wahyu dan inspirasi.
Langkah yang baik dalam memperkuat iman dengan ilmu, yaitu dengan tidak mudah merasa puas dengan ilmu yang sudah dimiliki dan terus mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari. Orang yang terlalu percaya diri dengan ilmu yang dimilikinya tanpa disertai dengan keimanan akan mudah terjerumus dalam perbuatan yang dilaran Allah Swt. dan mendekati sifat-sifat buruk di dalam dirinya. Teruslah belajar untuk memperoleh ilmu yang baik dan terhindar dari kebodohan, sebab kebodohan dapat melemahkan keimanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H