Mohon tunggu...
Kharisma Pratiwi
Kharisma Pratiwi Mohon Tunggu... -

Saat ini dengan kuliah di Universitas Global Media jurusan Teknik Televisi dan Radio.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kekerasan dalam Pacaran

1 November 2014   02:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:00 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat mengikuti perkuliahan Fisiologi Komunikasi, dosen saya yang mengajar perkuliahan tersebut menanyangkan sebuah video tentang kekerasan dalam pacaran. Melalui video tersebut saya baru mengetahui bahwa kekerasan pun bisa terjadi pada tahap pacaran. Banyak orang yang sudah mengetahui tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Namun tindak kekerasan tidak hanya terjadi pada pasangan yang sudah menikah melainkan  bisa juga terjadi pada tahap pacaran. Kekerasan dalam pacaran tidak mengenal batas usia pacaran maupun usia individu yang terlibat. Korban tindak kekerasan dalam pacaran banyak dialami para remaja. Hal ini dikarenakansaat usia remaja, gairah sedang meningkat dan dapat mendorong seseorang untuk mengartikan kasih sayang ke hal yang salah. Pembiaran hubungan yang tidak sehat, bahkan sampai melakukan tindak kekerasan, dapat menimbulkan risiko fatal.

Penyebab tingginya angka kekerasan dalam pacaran terjadi akibat banyaknya perempuan yang tidak paham bentuk kekerasan fisik maupun psikis dalam suatu hubungan.Terdapat beberapa bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran yaitu:

1.Kekerasan fisik seperti memukul, menampar, menendang, mendorong, mencekram dengan keras pada tubuh pasangan dan serangkaian tindakan fisik yang lain.

2.Kekerasan psikologis seperti mengancam, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan pasangan menjelek-jelekan dan lainya.

3.Kekerasan ekonomi seperti meminta pasangan untuk mencukupi segala keperluan hidupnya (memanfaatkan atau mloroti pasangan).

4.Kekerasan seksual seperti memeluk, mencium, meraba hingga memesakan hubungan tidakan hubungan seksual dibawah paksaan dan ancaman.

5.Tindakan stalking seperti mengikuti, membututi dan serangkaian aktivitas yang mengganggu privasi dan membatasi aktivitas sehari-hari pasangan.

Pencegahan kekerasan dalam pacaran dimulai dari kesadaran bahwa ekspresi cinta tidak dengan cara menyakiti, ini harus dipahami betul oleh para remaja ketika pacaran. Saling menyepakati untuk membina hubungan yang sehat sejak awal pacaran dan mengutarakan harapan-harapan masing masing untuk kedepannya. Saling terbuka membicarakan resiko yang ditanggung masing-masing pihak apabila terdapat batasan yang dilanggar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun