Mohon tunggu...
Kharisma Pani Zulyanti
Kharisma Pani Zulyanti Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pendidikan Geografi di Universitas Siliwangi

Hidup dengan budaya, berbahagia dengan seni dan irama, belajar dengan membaca setiap kalimat dan menyampaikan dengan berbicara yang baik dan benar.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peningkatan Eksistensi Bahasa Sunda Melalui Digitalisasi dan Musik

30 Agustus 2024   21:07 Diperbarui: 30 Agustus 2024   21:50 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : plannthat.com

Bahasa sunda merupakan bahasa yang dituturkan oleh masyarakat suku sunda, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah Jawa Barat dan Banten. Bahasa sunda memiliki beragam dialek yang tergantung pada daerah penggunaanya. Keberadaan bahasa sunda ini memiliki fungsi yang krusial sebagai lambang identitas daerah, serta sebagai sarana interaksi bagi keluarga dan masyarakat daerah.

Perkembangan ilmu dan teknologi melahirkan banyak produk, salah satunya dalam bidang seni dan hiburan. Digitalisasi yang sudah meluruh pada sebagian besar penjuru negeri merupakan hasil dari perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam KBBI, disebutkan arti dari “digitalisasi” yaitu proses pemberian atau pemakaian sistem digital. Keberadaan dunia digital sangat erat kaitannya dengan perkembangan musik dan bahasa. Begitu pula dengan adanya musik sebagai elemen yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Keberadaan musik sangat diperlukan sebagai sarana berekspresi serta sarana hiburan. Maka dari itu, tidak heran jika keberadaan music sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, baik kalangan tua maupun muda.

Digitalisasi: Sarana bagi Bahasa Sunda Untuk Meningkatkan Eksistensi ke Berbagai Penjuru Wilayah

Pembuatan konten semakin mudah karena difasilitasi oleh media sosial yang menjadi produk digital dengan pengguna terbanyak, bahkan menguasai hampir seluruh lapisan masyarakat. Beberapa jenis media sosial sangat mudah diakses, salah satunya adalah TikTok. Masyarakat Indonesia menjadi pengguna terbanyak ke-2 di dunia untuk aplikasi Tiktok ini. Beragam media sosial lainnya, seperti instagram dan youtube juga menjamur beberapa kreator yang menggunakan bahasa sunda dalam konten mereka. Tentu saja hal tersebut dapat memengaruhi masyarakat luas untuk mengetahui dan mengikuti sesuatu yang terdapat dalam konten tersebut. Media sosial tersebut merupakan alat yang memiliki pengaruh kuat dalam memasarkan konten. Sesuatu dapat dengan mudahnya menjadi trend, sehingga sangat mudah memengaruhi masyarakat untuk menciptakan fenomena baru maupun mengangkat kembali hal – hal yang hampir ditinggalkan oleh masyarakat, khususnya bahasa dan budaya daerah.

Musik Daerah Tak Dibiarkan Punah

Dokumentasi Konser Akbar Vol.7 | Penampilan nalingnong, kelompok musik tradisional kontemporer.
Dokumentasi Konser Akbar Vol.7 | Penampilan nalingnong, kelompok musik tradisional kontemporer.

Keberadaan musik daerah di Jawa Barat, kenyataannya masih sangat dilestarikan oleh para pegiat seni dan budaya sunda. Meski musik daerah serta lagu – lagu sunda sempat ditinggalkan dan tidak dikenali oleh para penerus bangsa, saat ini keberadaan musik daerah dapat diselamatkan dengan adanya digitalisasi. Pop sunda dan lagu – lagu berbahasa sunda lainnya merupakan salah satu cabang seni yang masih banyak diminati oleh masyarakat. Tidak hanya masyarakat sunda, tetapi masyarakat Indonesia lainnya. Mudahnya pemasaran dari lagu – lagu sunda ini difasilitasi juga oleh keberadaan media sosial. 

Fenomena yang terjadi pada beberapa waktu lalu, yaitu adanya lagu – lagu sunda yang “booming” dan melebarkan sayap di industri musik Indonesia. Meningkatnya peminat lagu-lagu berbahasa sunda juga dipengaruhi oleh media sosial yang beberapa diantaranya menambahkan fitur musik atau dikenal sound, sehingga lagu-lagu tersebut dapat dengan mudah dikenal serta diketahui oleh masyarakat luas. Hal ini tentu mengangkat kembali bahasa sunda ke permukaan. Betapa setelah fenomena tersebut banyak generasi muda yang awalnya tidak dibiasakan menggunakan bahasa sunda, kemudian sedikit demi sedikit mereka mempelajari kembali bahasa daerah mereka melalui musik berbahasa sunda. Diantara lagu – lagu sunda yang sempat melebarkan sayap, diataranya yaitu lagu karya Doel Sumbang yang berjudul "Runtah" dan "Ai". Dua lagu tersebut juga dianggap sebagai penyegar ranah musik tanah air.


Keberadaan lagu sunda yang menguasai ruang industri musik tanah air juga berdampak pada meningkatnya citra bahasa sunda di antara bahasa – bahasa daerah lainnya di Jawa Barat. Tentu saja hal ini dapat menjadi motivasi bagi masyarakat sunda khususnya kalangan muda untuk dapat meningkatkan semangat dalam melestarikan bahasa sunda sebagai jati diri masyarakat sunda. Melalui lagu daerah pula kita menghargai keberadaan bahasa daerah dan meningkatkan kesadaran dalam mengaktualisasikan salah satu poin dalam Trigatra Bangun Bahasa, yaitu “melestarikan bahasa daerah”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun