Mohon tunggu...
Kharisma Nur Sakinah
Kharisma Nur Sakinah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN K.H. ABDURAHMAN WAHID PEKALONGAN

Saya kharisma nur sakinah, saya lahir di Pemalang tahun 2005. Saya sangat suka traveling dan olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Gangster dan Krisis Identitas Remaja di Era Modern

30 Oktober 2024   10:23 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keterlibatan dalam kelompok gangster tidak hanya berdampak pada individu yang terlibat, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan. Aktivitas kriminal yang dilakukan oleh kelompok ini dapat menimbulkan rasa ketidakamanan di lingkungan sekitar. Selain itu, remaja yang terlibat dalam geng sering kali mengalami dampak psikologis yang mendalam, termasuk stres, depresi, dan gangguan mental lainnya. Mereka mungkin merasa terisolasi dari keluarga dan teman yang tidak sejalan dengan pilihan hidup mereka.

 Krisis identitas yang dialami oleh remaja, ditambah dengan tekanan dari lingkungan, dapat menciptakan siklus kekerasan dan perilaku menyimpang yang sulit untuk diputus. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa fenomena gangster bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial yang memerlukan perhatian khusus.

Untuk mengatasi fenomena gangster di kalangan remaja saat ini, kita memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif. Keluarga, sekolah, dan masyarakat harus bersatu untuk menciptakan lingkungan yang mendukung remaja dalam menemukan identitas positif. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

1. Pendidikan Karakter: Pendidikan karakter merupakan fondasi penting dalam membentuk moral dan etika remaja. Sekolah dapat mengintegrasikan materi yang mengajarkan nilai-nilai positif, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati, ke dalam kurikulum. Melalui diskusi, proyek kelompok, dan refleksi pribadi, siswa dapat lebih memahami konsekuensi dari tindakan mereka. Misalnya, program pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan kasus nyata dapat membantu remaja melihat dampak negatif dari keterlibatan dalam geng.

2. Kegiatan Ekstrakurikuler: Kegiatan ekstrakurikuler yang beragam dapat menjadi saluran positif bagi remaja untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Sekolah dapat menawarkan berbagai pilihan, mulai dari olahraga, seni, hingga klub akademis. Keterlibatan dalam kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan sosial, tetapi juga memberikan rasa kepemilikan dan tujuan. Selain itu, kelompok yang positif dapat menjadi pengganti kelompok gangster, memberikan dukungan dan persahabatan yang sehat.

3. Dukungan Emosional: Sistem dukungan emosional yang kuat sangat penting untuk kesejahteraan remaja. Baik di sekolah maupun di rumah, remaja perlu merasa aman untuk berbagi perasaan dan masalah mereka. Sekolah dapat melibatkan konselor dan psikolog untuk memberikan bimbingan serta menciptakan lingkungan yang mendukung. Program mentoring antara siswa yang lebih tua dan yang lebih muda juga bisa membantu, di mana siswa yang lebih berpengalaman dapat memberikan dukungan dan nasihat yang bermanfaat.

4. Kesadaran Masyarakat: Masyarakat memiliki peran krusial dalam pencegahan keterlibatan remaja dalam geng. Melalui kampanye informasi dan dialog terbuka, masyarakat dapat meningkatkan kesadaran akan dampak negatif dari geng. Kegiatan seperti seminar, lokakarya, dan pameran dapat melibatkan orang tua, pemimpin komunitas, dan remaja untuk berdiskusi secara konstruktif. Dengan meningkatkan pemahaman tentang isu ini, masyarakat dapat berkontribusi pada penciptaan lingkungan yang lebih aman dan suportif.

5. Intervensi Dini: Penting untuk mengidentifikasi remaja yang berisiko terlibat dalam geng secepat mungkin. Sekolah dan komunitas harus bekerja sama untuk mendeteksi tanda-tanda perilaku yang mengkhawatirkan. Program intervensi dini yang melibatkan pengawasan, komunikasi, dan dukungan dapat membantu remaja menemukan jalan alternatif. Misalnya, program rehabilitasi yang menawarkan konseling dan pelatihan keterampilan dapat memberikan remaja alat yang mereka butuhkan untuk menghindari jalur negatif.

KESIMPULAN

Fenomena gangster di kalangan remaja adalah cerminan dari krisis identitas yang lebih luas di era modern. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tekanan, remaja sering kali mencari cara untuk menemukan diri mereka, dan sayangnya, beberapa dari mereka mengambil jalan yang berbahaya. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, kita dapat membantu remaja menemukan identitas mereka yang positif dan membangun masa depan yang lebih baik. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan remaja tanpa harus terjebak dalam perilaku yang merusak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun