Mohon tunggu...
Kharisma Maharani
Kharisma Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Voly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Peningkatan Keterampilan Psikomotorik Kesetaraan Gender melalui Pendidikan Inklusif Sosial Gender pada Anak Sekolah Dasar

26 Mei 2024   09:25 Diperbarui: 26 Mei 2024   09:55 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aspek psikomotorik anak sekolah dasar merupakan salah satu aspek yang harus benar-benar dipahami dan diapresiasi oleh seorang guru, karena hakikat pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik harus benar-benar sesuai dengan hakikatnya. disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikomotorik anak. Ranah psikomotorik, yang meliputi perilaku gerak dan koordinasi fisik, keterampilan motorik, dan kemampuan fisik manusia. Idealnya, untuk mencapai kesetaraan gender, lembaga pendidikan harus dijadikan sebagai wadah transfer ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Dunia pendidikan dapat disikapi dengan menerapkan kajian gender dan menghilangkan kesenjangan pada setiap siswa. Selain itu, kesetaraan gender juga dipantau di kalangan staf dan pimpinan sekolah untuk mencegah kekerasan dan diskriminasi dalam proses pembelajaran. Kenyataannya, masih banyak kasus ketidaksetaraan gender di industri ini.

Guru harus belajar tentang kesetaraan gender yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan. Pendidik harus mempromosikan kesetaraan siswa di kelas tanpa diskriminasi. Jika masih ada guru yang melakukan diskriminasi berdasarkan gender, hal ini menimbulkan kecemburuan di kalangan siswa, sehingga melemahkan motivasi belajar siswa dan menimbulkan persaingan tidak sehat antar siswa. Kesetaraan gender yang dicapai melalui pendidikan inklusif dapat menciptakan keadilan dan kesetaraan pembelajaran di semua lapisan masyarakat, yaitu. perempuan, laki-laki, miskin, cacat, berbeda suku, berbeda warna kulit dan status ekonomi. Pembelajaran yang tidak memisahkan siswa berkebutuhan khusus dengan siswa sehari-hari menjadi salah satu alasan penting untuk mengedepankan rasa saling menghormati antar siswa dan menjaga nilai-nilai keberagaman dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun