Hari Keluarga Berencana Nasional (Harganas) diperingati pada tanggal 29 Juni setiap tahunnya. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB bagi kesejahteraan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
 Program keluarga berencana merupakan salah satu strategi utama pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya Keluarga Berencana (KB) yang tepat dan akses terhadap alat kontrasepsi.
Beberapa tujuan Program Keluarga Berencana meliputi mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan menurunkan angka kelahiran sehingga angka pertumbuhan tidak melebihi kapasitas sumber daya, Dengan merencanakan jumlah  dan jarak kelahiran anak yang ideal, program ini meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui alokasi sumber daya yang lebih efektif,Â
Jarak kelahiran yang direncanakan juga meningkatkan kesehatan ibu dan anak dengan mengurangi risiko kesehatan dan memberikan waktu pemulihan yang cukup bagi ibu, dan program keluarga berencana dapat memberdayakan perempuan dengan memberi mereka kendali atas keputusan reproduksi dan meningkatkan partisipasi mereka dalam pendidikan dan pasar tenaga kerja.
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai strategi untuk mendukung pelaksanaan program KB, antara lain:
1. Program keluarga berencana meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye dan advokasi di berbagai media.
2. Program ini juga menjamin ketersediaan dan aksesibilitas alat kontrasepsi di seluruh  Indonesia termasuk di daerah terpencil.
3. Profesional kesehatan kami dilatih untuk memberikan layanan keluarga berencana yang efektif dan ramah.
4. Kerja sama dengan organisasi internasional seperti UNFPA dapat memberikan dukungan teknis dan finansial.
Â
Program keluarga berencana di Indonesia telah memberikan beberapa dampak positif, termasuk menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.Â
Namun demikian, tantangan masih tetap ada, termasuk persepsi negatif terhadap keluarga berencana di beberapa komunitas, kurangnya pendidikan dan akses di daerah terpencil, serta kebutuhan untuk terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan kondisi sosial.
Referensi:
1. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). "Sejarah Program Keluarga Berencana di Indonesia." [BKKBN](https://www.bkkbn.go.id).
2. United Nations Population Fund (UNFPA). "Family Planning in Indonesia." [UNFPA](https://www.unfpa.org).
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. "Kebijakan dan Program Keluarga Berencana." [Kemenkes RI](https://www.kemkes.go.id).
4. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. "Profil Kesehatan Indonesia 2023." [Pusdatin Kemenkes](https://www.pusdatin.kemkes.go.id).