Mohon tunggu...
kharismairaz
kharismairaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Tsani, saya merupakan salah satu mahasiswa di Universitas Airlangga angkatan 2024, hobi saya berolahraga seperti berenang serta membaca komik/novel. Saya berasal dari Prodi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menggali Potensi: Perpustakaan di Tengah Revolusi Digital

6 Januari 2025   18:15 Diperbarui: 6 Januari 2025   18:15 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di era perkembangan teknologi perpustakaan berbagai transformasi yang signifikan. Perpustakaan kini beradaptasi menjadi ruang yang multifungsi serta dapat mengintegrasikan teknologi digital untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di era modern ini. Namun berbagai tantangan tidak lepas dari perjalanan transportasi berbasis tradisional dengan era digital.

Transformasi dan Fungsi Perpustakaan

Perpustakaan awalnya dikenal sebagai tempat untuk mengakses berbagai informasi namun seiring berkembangnya teknologi terkini berbagai akses informasi dapat didapatkan melalui koneksi internet. Internet sebagai mesin pencari seperti Google dapat mempermudah akses untuk mendapatkan informasi tanpa melakukan kunjungan fisik menuju perpustakaan. Namun dengan kemajuan teknologi tentunya perpustakaan tidak lagi menawarkan jasa tradisional tetapi mengembangkan berbagai mainan berbasis digital seperti ebook, jurnal daring, dan database penelitian yang bisa diakses melalui keanggotaan perpustakaan. 

Salah satu contoh dari perpustakaan digital yang sudah ada di Indonesia yaitu Perpustakaan Nasional Republik Indonesia atau berupa aplikasi yang dikenal sebagai ipusnas yang dapat memungkinkan pengguna untuk meminjam buku secara digital lalu dapat membaca buku secara digital tanpa harus datang langsung ke perpustakaan. Hal ini menjadi inovasi yang menunjukkan bahwa perpustakaan dapat mengadopsi teknologi Untuk menjangkau lebih banyak pengguna. Transformasi ini dapat memperlihatkan bahwa perpustakaan tidak hanya sebagai tempat membaca tetapi juga sebagai pusat inovasi teknologi di era digitalisasi.

Tantangan Infrastruktur dan Sumber Daya

Meskipun telah dikembangkan perpustakaan secara digital, tidak semua perpustakaan memiliki akses yang sama terhadap teknologi maupun sumber daya yang mumpuni. Di daerah terpencil, perpustakaan masih menghadapi tantangan besar dalam hal fasilitas, koleksi buku yang terbatas, serta kurangnya tenaga profesional yang Terlatih Untuk melayani pengguna perpustakaan. Hal ini menjadi sebuah ketimpangan sosial di negeri ini yang mencerminkan Bahwa masalah struktural yang lebih besar dalam pengelolaan perpustakaan di Indonesia. 

Salah satu penyebab terjadinya ketimpangan sosial di berbagai daerah yaitu anggaran untuk perpustakaan seringkali menjadi prioritas yang rendah dalam suatu kebijakan publik. Hal ini terutama dilakukan di pedesaan ataupun di daerah terluar. Banyak perpustakaan yang sulit untuk memperbarui koleksi buku atau hanya menyediakan perangkat teknologi yang memadai kondisi ini terus berlanjut sehingga perpustakaan beresiko kehilangan relevansinya terutama bagi generasi muda yang terbiasa dengan akses informasi instan melalui gawai.

Perpustakaan dalam Masyarakat

Perpustakaan memiliki nilai yang krusial di dalam lapisan kehidupan masyarakat. Perannya dalam kehidupan masyarakat tidak bisa digantikan oleh teknologi. Sebagai ruang publik perpustakaan menyediakan tempat bagi komunitas untuk belajar bersama, berdiskusi, dan mengembangkan keterampilan keterampilan baru. Berbagai program pelatihan seperti literasi, pelatihan komputer dan lokakarya sering diadakan di perpustakaan sebagaimana dilakukan oleh institusi yang berkontribusi pada pengembangan masyarakat. Perpustakaan memiliki fungsi sebagai penjaga warisan budaya berbagai koleksi manuskrip kuno arsip sejarah, serta literatur-literatur lokal yang tersimpan di perpustakaan memiliki nilai yang tinggi dan wajib untuk dilestarikan serta dijaga kemurniannya. Hal ini dilakukan untuk melestarikan identitas bangsa. Selain itu perpustakaan memiliki peran sebagai benteng perlawanan homogenisasi budaya yang sering terjadi di era globalisasi.

Peluang di Masa Depan

Perpustakaan harus tetap berinovasi tanpa melupakan akar tradisionalnya. Berbagai kolaborasi dengan teknologi pendidikan pemerintahan maupun sektor swasta dapat membantu perpustakaan untuk mengatasi tantangan mengenai anggaran maupun infrastruktur. Perpustakaan dapat berperan sebagai ruang inklusif untuk berbagai kelompok masyarakat termasuk penyandang disabilitas. Hal ini dilakukan oleh perpustakaan dengan menyediakan fasilitas yang ramah disabilitas serta koleksi buku dalam format brainly untuk orang-orang penyandang tunanetra maupun audio untuk penyandang tunarungu serta perpustakaan dapat memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun