MYOPIA PADA ANAK-ANAK,
WASPADALAH !!!!!
Negara-negara yang memiliki gaya hidup yang tampaknya sama sekali berbeda kini di satukan oleh satu fenomena yang mengejutkan: tingkat rabun jauh yang meroket. Melonjaknya tingkat rabun jauh pada anak-anak menimbulkan kekhawatiran para orang tua dan dokter di seluruh dunia.   Mitosnya rabun jauh diturunkan dari orang tua, sehingga tidak ada yang dilakukan untuk mencegah rabun jauh pada anak . Namun faktanya, meskipun dapat diturunkan tidak berarti setiap anak dari orang tua dengan rabun jauh akan mengalami rabun jauh. Rabun jauh bukan kondisi yang berbahaya, faktanya rabun jauh dapat menyebabkan penyakit mata serius lainnya. Kegiatan belajar dari rumah meningkatkan penggunaan gawai pada anak serta mengurangi pajanan anak terhadap sinar matahari yang berakibat meningkatnya kasus myopia pada anak. Ada beberapa ciri rabun jauh pada anak, seperti : membaca dengan jarak dekat, menyipitkan mata atau menutup satu mata pada saat membaca, mata berair dan lelah, serta sering menggosok mata. Rabun jauh pada anak-anak biasanya terjadi saat mereka menginjak usia lima sampai 15 tahun. Tidak hanya sulit untuk melihat jarak jauh, miopia yang dialami para anak cenderung cepat berkembang. Kondisi ini juga bisa meningkatkan timbulnya penyakit mata lain seperti detasemen retina, katarak, serta glaucoma ketika mereka beranjak dewasa. Jangan khawatir apabila si anak di diagnosis rabun jauh, biasanya dokter akan memberikan terapi dan meresepkan alat bantu penglihatan sementara seperti kacamata. Bisa juga mempertimbangkan untuk memberinya alat bantu lihat berupa lensa kotak. Selain memberikan penglihatan peripheral yang lebih jelas dan luas, lensa kontak juga memiliki bahan fleksibel yang cocok  di gunakan saat si anak bermain atau berolahraga. Namun, pemakaian lensa kontak pada anak harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Jangan lupa untuk periksakan mata rutin ke dokter mata setiap 6 bulan atau 12 bulan sekali agar rabun jauh tidak bercabang lebih jauh dan kurangi kegiatan yang dapat memicu rabun jauh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H